Salah satu tren yang tengah diminati masyarakat belakangan ini adalah pay later. Berbagai perusahaan aplikasi besar berlomba-lomba mempromosikan kemudahan untuk fasilitas beli sekarang bayar belakangan yang dapat dipakai untuk traveling, pembelian makanan, transportasi hari-hari hingga banyak produk konsumsi lainnya. Terkesan memudahkan bagi konsumen, namun jika tidak berhati-hati risiko lilitan utang menanti.
Grant Thornton, organisasi global penyedia jasa assurance, tax, dan advisory, merangkum lima risiko penggunaan pay later yang perlu dipahami sebelum menggunakannya.
1. Perilaku Konsumtif Berlebihan
Tanpa disadari kemudahan untuk beli sekarang bayar belakangan memberikan dorongan impulsif dalam keputusan pembelian yang sering kali justru jatuh pada barang-barang yang tidak diperlukan. Jangan lupa pelaku usaha juga memiliki strategi melakukan promo untuk menghabiskan produk mereka yang tidak terlalu laku.
Baca Juga: Liburan Akhir Tahun Berdiskon hingga 80%? Traveloka yang Bayarin
2. Biaya yang Tidak Disadari
Masyarakat terutama milenial sangat menyukai kecepatan dan kepraktisan. Terkadang mereka tidak memahami berbagai biaya yang langsung aktif saat menggunakan fitur pay later, seperti biaya subscription, cicilan, dan biaya lainnya yang bisa berbeda tiap aplikasi. Biaya ini sering kali memberatkan saat tagihan datang.
3. Pengaturan Keuangan Terganggu
Mudahnya pembelian fasilitas pay later dari berbagai aplikasi seringkali dapat mengganggu pengaturan keuangan pribadi dengan banyaknya cicilan yang datang. Dana yang disisihkan untuk membayar tagihan pay later juga dapat terpakai untuk keperluan tak terduga sewaktu-waktu sehingga menimbulkan risiko tidak mampu bayar yang tinggi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: