Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

RUU KUHP Buat Turis Tak Mau ke Indonesia, Ini Buktinya!

RUU KUHP Buat Turis Tak Mau ke Indonesia, Ini Buktinya! Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf

 

"Saya sudah dapat informasi secara online terjadi pengalihan market dari tujuannya ke Bali. Itu baru report dari satu perusahaan. Hal ini sangat signifikan. Sangat bahaya untuk market kita. Bisa jadi Oktober, November bisa kosong market kita," ungkapnya.

 

Baca Juga: Kemenpar Beberkan 10 Program Pariwisata RI yang Pacu Pendapatan Devisa

 

Ida Bagus Agung Partha Adnyana menambahkan, yang lebih mengkhawatirkan kondisi ini berlangsung di saat pasar pariwisata di Bali dan juga kawasan di Asia tengah mengalami penurunan.

 

Wisatawan asal Australia saat ini menjadi satu-satunya andalan di tengah sepinya pelancong asing asal Eropa dan China.

 

Oleh karena itu jika aturan dalam RUU KUHP jadi disahkan, maka dapat dipastikan negara tetangga seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia yang akan mengambil keuntungan menampung pelancong Australia yang takut terhadap aturan yang diberlakukan di Indonesia.

 

"Tentunya hal tersebut akan menjadi catatan tersendiri bagi tamu untuk tidak menggunakan layanan hotel di Bali dan memilih negara lain untuk berlibur," ujarnya.

 

Kekhawatiran ini dibenarkan oleh Win Wan Nur, seorang pemilik jasa pemandu wisata di Bali yang biasa melayani turis asing.

 

"Berita soal dampak pasal perzinahan di RUU KUHP ini memang hebohnya di Australia saja, Jadi memang ada beberapa yang katanya batal datang dan beralih ke Thailand."

 

"Rekan-rekan yang selama ini banyak melayani turis asal Australia dan umumnya itu yang ada di Bali selatan seperti Kuta, Uluwatu itu sudah sangat was was, semua merasa khawatir." ungkap Wan.

 

Win Wan Nur yang sudah terjun di dunia pariwisata Bali sejak 2005 menilai, meski dampaknya saat ini belum terlalu terasa, namun jika kontroversi pasal perzinahan dalam RUU KUHP ini terus berlangsung maka negara lain juga akan mengikuti jejak Australia menerbitkan travel warning.

 

"Sekarang kan memang baru Australia tapi takutnya pemberitaan dan informasi seperti itu juga didengar orang Eropa dan akan membuat mereka takut dan malas juga ke Indonesia."

 

"Pembuat keputusan di Jakarta itu harusnya paham kalau industri pariwisata itu sangat sensitif isu, sedikit saja diterpa isu dampaknya akan langsung terasa."

 

Baca Juga: Soal UU KPK dan RUU KUHP, Jokowi Dipercaya Ambil Keputusan. . .

 

"Bali ini kan udah stabil dan citranya juga baik. Bali itu toleran, indah, aman, kalau mereka goyang dengan isu yang seperti itu, kita jualan apa dong di sini." tambahnya.

 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: