Ke depan, kata Adi, ingin melanjutkan sekolah jenjang S2 di Jepang. Namun, sebelumnya Tio ingin bekerja terlebih dahulu di dalam negeri untuk menyalurkan keahlianya lewat ilmu yang di dapat selama kuliah di ITB.
Adapun orang tua Tio, Adi Gunawan mengaku bangga mampu menyekolahkan anaknya di ITB dengan predikat nilai tertinggi.
"Saya tidak bisa mewariskan harta. Satu-satunya bagaimana caranya saya bisa menyekolahkan anak di ITB dan jangan seperti saya," paparnya.
Baca Juga: SBM ITB Jawab Tantangan Industri 4.0, Caranya?
Meskipun anaknya mendapatkan beasiswa tapi kuliah di ITB masih terbilang mahal bagi penghasilan seorang sopir taksi. Namun, Adi yang hanya tamatan SMA ini pun menyisihkan penghasilannya setiap hari untuk menabung.
"Waktu itu sempat saya tidak mendukung anak saya untuk tidak kuliah karena keterbatasan dana. Tapi akhirnya saya setiap hari menabung Rp20 ribu dari penghasilan saya narik penumpang," ungkapnya.
Ditanya soal rahasia mendidik anak agar berhasil dalam jenjang pendidikannya, Adi menilai bahwa pendidikan itu mampu memutuskan rantai kesmiskinan keluarga sehingga ia dan istrinya kerja keras demi mewujudkan impian tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: