Namun, sikap The Fed tersebut justru memberikan dampak yang berbanding terbalik bagi aset-aset berisiko dari negara berkembang. Ketika semua mata tertuju pada dolar AS, mata uang lainnya menjadi kehilangan pamor dan ramai dilepas pelaku pasar, termasuk juga rupiah.
Baca Juga: Gara-Gara Trump, Rupiah Cs Masuk Kandang Macan!
Buktinya, meski rupiah menguat 0,05% ke level Rp14.070 per dolar AS pada awal perdagangan spot Kamis (14/11/2019), keadaan tersebut langsung berbalik 180 derajat. Kini, rupiah dibuat patah hati dan bergerak dengan kecenderungan melemah di hampir semua mata uang.
Hingga pukul 10.41 WIB, rupiah tertekan -0,16% ke level Rp14.098 per dolar AS. Mata uang Benua Biru juga turut menekan rupiah, yakni euro (-0,14%) dan poundsterling (-0,11%). Di Asia pun, rupiah kini hanya mampu menguat tipis terhadap ringgit (+0,09%) dan dolar Taiwan (+0,07%).
Sementara itu, di hadapan mata uang Benua Kuning lainnya, rupiah juga tertekan, yakni oleh won (-0,25%), yen (-0,25%), yuan (-0,25%), dolar Singapura (-0,14%), baht (-0,13%), dan dolar Hong Kong (-0,11%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih