Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan Raih Penghargaan Top Digital Implementation 2019

Kementan Raih Penghargaan Top Digital Implementation 2019 Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) lagi-lagi meraih penghargaan. Di bawah pimpinan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, baru-baru ini Kementan meraih penghargaan Top Digital Implementation on Ministry 2019.

Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) Kementan I Ketut Kariyasa menjelaskan penghargaan ini dicapai karena adanya komitmen yang kuat dari Mentan Syahrul untuk mendukung secara penuh pengembangan dan implementasi teknologi, informasi, dan komputer (TIK) di Kementan.

"Bahkan dalam program 100 hari pertama dari Bapak Menteri Pertanian, selain membenahi dan menyinkronkan akurasi data-data pertanian serta mengacu pada data BPS, beliau juga mendorong semua aktivitas pertanian harus dipantu dan dilakukan dengan menggunakan IT yang canggih," ungkap Ketut saat menerima penghargaan di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Rabu (27/11/2019).

Baca Juga: Petani Kalsel Mulai Panen Jagung Hasil Program Korporasi Kementan

Terkait dengan harapan ini, Ketut menyebutkan Kementan sedang membangun Agriculture War Room (AWR) untuk memantau secara langsung kegiatan dan kondisi pertanian terkini di semua lokasi. Tujuannya agar semua kegiatan di lokasi bisa terpantau secara baik.

"Kementan pada saat yang sama juga sedang membangun Komando Strategis Pertanian (Kostra Tani) pada tingkat kecamatan," ujarnya.

Salah satu fungsi Kostra Tani ini adalah sebagai penyedia data dan informasi riil di lapangan yang langsung dilinkkan ke AWR di Kementan, sehingga kalau ada masalah penanganannya menjadi tepat sasaran. Melalui terobosan-terobosan yang dilakukan tersebut, kebijakan dan program pembangunan pertanian diyakini bisa dibuat secara tepat.

"Ya sehingga bermuara pada peningkatkan kesejahteraan petani, serta upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan secara berkelanjutan dan berdaulat bagi 267 juta penduduk bisa dilakukan secara baik," beber Ketut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: