Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kurangi Kesenjangan, HSBC Naikkan Kompetensi Ekosistem Pendidikan

Kurangi Kesenjangan, HSBC Naikkan Kompetensi Ekosistem Pendidikan HSBC Indonesia | Kredit Foto: HSBC Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kesenjangan antara dunia pendidikan dan industri menjadi isu yang masih mengemuka di Indonesia. Inilah yang membuat ketidaksiapan para lulusan pendidikan formal saat memasuki dunia kerja. Persoalan kompetensi SDM masa depan yang dinilai kurang mumpuni turut berdampak pada tingkat pengangguran akibat ketidakselarasan antara kualitas dan kriteria industri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lulusan SMK menduduki posisi tertinggi pada jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus 2019 sebesar 10,42%. Sementara jumlah pengangguran dari lulusan Diploma I/II/III sebanyak 5,99% dan lulusan universitas sebanyak 5,67%.

Selain didorong ekspektasi penghasilan yang tidak sesuai dan keterbatasan lapangan kerja, tingkat pengangguran lebih banyak disebabkan oleh ketidaksesuaian antara ketrampilan SDM dengan kebutuhan industri.

Baca Juga: HSBC Indonesia Perkenalkan Layanan Baru HSBC Premier Next Gen

Menanggapi ini, Nuni Sutyoko, Head of Corporate Sustainability PT Bank HSBC Indonesia, mengatakan, HSBC Indonesia memahami, untuk melahirkan talenta unggul yang mampu menjawab tantangan dan dinamika industri, diperlukan pendekatan yang menyentuh aspek pendidikan yang luas.

"Kerja sama kami dengan para mitra NGO dan para pemangku kebijakan menggulirkan beragam prakarsa dengan pendekatan holistik yang menyentuh seluruh ekosistem pendidikan. Kami menyasar berbagai kalangan siswa hingga pendidik dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi," ujarnya di Jakarta, Kamis (28/11/2019).

Hingga saat ini, program-program pendidikan untuk pemberdayaan dan peningkatan kompetensi SDM yang digelar HSBC telah memberi manfaat kepada lebih dari 30.000 siswa SD dan lebih dari 5.000 siswa SMK.

"Lebih dari 22.500 mahasiswa dari sekitar 750 perguruan tinggi di Indonesia, serta lebih dari 1.500 tenaga pengajar dari guru SD hingga dosen," tambah Nuni.

Adapun program yang telah dikontribusi oleh HSBC, antara lain Anak Cerdas bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI) yang bertujuan meningkatkan literasi keuangan dan pengenalan filosofi teknologi digital sejak usia anak.

Kemudian Work Ready berkolaborasi dengan British Council Indonesia Foundation yang menanamkan pentingnya core skills di kalangan siswa maupun pendidik, Anak Bangsa Siap Berkarya bersama Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) yang fokus pada pengkayaan pendidikan vokasional bagi lulusan SMK agar siap bekerja dan berkarya, dan program yang fokus pada peningkatan kompetensi dunia pendidikan tinggi dan profesional muda di industri perbankan yang dijalankan bersama Sampoerna University dan Putera Sampoerna Foundation.

Baca Juga: HSBC Cari Mitra Luncurkan Platform Blockchain Voltron

Pakar pendidikan Indonesia, Itje Chodidjah menilai program-program pendidikan yang mampu menyeleraskan antara dunia pendidikan formal dan kebutuhan industri seperti yang dilakukan HSBC Indonesia penting untuk menjadi agenda dunia korporasi.

Menurut Itje, yang menginspirasi dari program pendidikan HSBC adalah luasnya kalangan yang mampu disentuh, materi pembelajaran dan pelatihan yang membidik akar permasalahan, serta konsistensi dan kebersinambungan program yang dijalankan.

"SDM unggul tidak bisa dilahirkan hanya melalui program yang fokus pada peningkatan kompetensi siswa, juga pengembangan ekosistem lainnya. Penguatan core skills, seperti daya berpikir kritis, kemampuan mengatasi tantangan, kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi, literasi digital, semangat kebangsaan, pengembangan kreativitas dan daya imajinasi, serta keterampilan memimpin tidak bisa hanya difokuskan di kalangan siswa. Guru dan manajemen sekolah selaku role model juga perlu memahami dan mengembangkannya," jelas Itje.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: