Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Klaim Asuransi Jiwa Tumbuh 17,4%, Diramal Bisa Kurangi Defisit BPJS

Klaim Asuransi Jiwa Tumbuh 17,4%, Diramal Bisa Kurangi Defisit BPJS Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memaparkan kinerja industri asuransi jiwa pada kuartal 2019, dengan menghimpun data dari 59 perusahaan dari 60 total anggota.

Hasil data tersebut menunjukkan pertumbuhan industri asuransi jiwa nasional meningkat 14,7% dari Rp149,87 triliun di Q3 2018 dan menjadi Rp171,83 triliun di 2019 dengan beberapa pendapatan signifikan dan melonjak yang tercatat di tahun ini.

Budi Tampubolon, Ketua Dewan Pengurus AAJI, mengatakan, kinerja kuartal III 2019 juga menunjukkan peningkatan jumlah tertanggung dan polis yang merefleksikan kontribusi dari hasil atas upaya sosialisasi dalam meningkatkan pemahaman atas pentingnya asuransi dan mendorong inklusi dalam industri asuransi.

Baca Juga: Asuransi MSIG Indonesia Luncurkan Fitur Klaim Online, Simak Tata Caranya!

Pencapaian ini menunjukkan industri asuransi jiwa secara konsisten memperoleh kepercayaan masyarakat jika dilihat dari meningkatnya jumlah tertanggung dan pendapatan yang meningkat 17,4%, dari 54,57 juta orang menjadi 62,58 juta orang.

Lebih dari itu, ada pencapaian dalam meningkatnya peran pelaku industri asuransi jiwa dalam mendukung kesejahteraan masyarakat. Itu dapat dilihat dari jumlah total klaim dan manfaat kesehatan yang dibayarkan sebesar Rp8,17 triliun, meningkat 15,8% dibandingkan tahun lalu.

Dari data total pendapatan premi, kenaikan signifikan terjadi pada hasil investasi sejumlah 1.456,0 persen dibanding dengan kuartal III 2018. Tahun lalu tercatat Rp1,28 triliun, sementara 2019 mencatat Rp19,97 triliun. Kenaikan signifikan ini disumbang oleh meningkatnya pemahaman masyarakat atas peran asuransi termasuk sebagai investasi.

Peningkatan hasil investasi juga didorong peningkatan total aset, yang meningkat 6,8% dari Rp513,94 triliun di 2018 menjadi Rp548,72 triliun tahun ini. Peningkatan aset itu didorong disebabkan oleh jumlah investasi yang meningkat dari Rp457,55 triliun tahun lalu menjadi Rp481,40 triliun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: