Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Berpeluang Diuntungkan Berkat Pemboikotan Minyak Sawit Malaysia oleh India

Indonesia Berpeluang Diuntungkan Berkat Pemboikotan Minyak Sawit Malaysia oleh India Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya

Sekitar 2,04 juta ton nya adalah palmolein, minyak yang digunakan untuk memasak. Para pelaku industri India mengatakan, pada tahun 2020 pembelian minyak sawit bisa turun di bawah 1 juta ton jika hubungan India-Malaysia tidak membaik.

Pemerintah Malaysia mengatakan mereka berusaha mengatasi potensi kerugian negara dengan menjual lebih banyak CPO ke Pakistan, Filipina, Myanmar, Vietnam, Ethiopia, Arab Saudi, Mesir, Aljazair dan Yordania.

Baca Juga: Wow! Produksi CPO Indonesia Bisa Tembus 70 Juta Ton

Namun Kongres Serikat Buruh Malaysia, yang para anggotanya juga termasuk pedagang minyak sawit, mendesak kedua negara untuk segera mendiskusikan aturan yang dianggap merugikan Malaysia ini. Pasalnya, menurut mereka tidak mudah mengganti posisi India sebagai pembeli utama minyak sawit Malaysia.

"Kami meminta kedua pemerintah negara menggunakan semua saluran diplomatiknya untuk menyelesaikan masalah ini, dengan mengesampingkan ego pribadi atau diplomatik," ujar Kongres Serikat Buruh Malaysia dalam sebuah pernyataan.

Menurut sumber di pemerintah Malaysia yang tidak ingin disebutkan namanya, Kementerian Industri Primer dan Kementerian Luar Negeri Malaysia sedang berusaha menyelesaikan masalah ini dengan India.

Perang harga dengan Indonesia

Asosiasi Industri Malaysia mengatakan Kamis lalu (9/1/2020), pembatasan impor minyak sawit mentah Malaysia ke India akan memicu perang harga dengan Indonesia. Pasalnya Indonesia adalah pengekspor minyak sawit mentah terbesar di dunia.

Asosiasi Penyulingan Kelapa Sawit Malaysia atau Palm Oil Refiners Association of Malaysia (PORAM) mengatakan Malaysia harus bersaing dengan Indonesia, yang harga penjualan minyak sawitnya lebih kompetitif.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: