Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bikin Resah! Dokter Bilang Orang-orang Tanpa Gejala Bisa Tularkan Virus Corona

Bikin Resah! Dokter Bilang Orang-orang Tanpa Gejala Bisa Tularkan Virus Corona Petugas medis menyemprotkan cairan disinfektan pada Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China setibanya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 orang WNI dari Wuhan, China tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona. | Kredit Foto: Antara/Kementerian Luar Negeri RI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) Amerika Serikat, dr Anthony Fauci mengatakan, orang-orang dapat menyebarkan virus corona Wuhan sebelum gejalanya muncul. Hal itu disampaikannya berdasarkan sebuah studi baru di Jerman yang dipublikasikan pada Kamis (30/1/2020).

Peneliti Jerman menemukan virus corona ditularkan orang-orang tanpa gejala dalam lima kejadian pada satu kelompok orang. Dari orangtua ke anak perempuan, dari anak perempuan tersebut ke dua rekan kerjanya, dan dari salah satu kolega tersebut ke dua rekan kerja lainnya.

"Tidak ada keraguan setelah membaca makalah ini bahwa penularan asimptomatik (tanpa gejala) sedang terjadi," ujar Anthony.

Baca Juga: Waswas Virus Corona, Rival Go-Jek dan Grab Setop Ratusan Akun Pengguna

Hampir seminggu, pejabat kesehatan Amerika Serikat (AS) berdebat apakah seseorang dapat menyebarkan virus corona selama masa inkubasi, ketika mereka terinfeksi tetapi belum sakit.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan China mengatakan, virus dapat menyebar tanpa gejala, tetapi otoritas AS ragu karena otoritas kesehatan China tidak memberikan bukti.

Pertanyaannya sangat penting karena ketika penularan tanpa gejala terjadi, pejabat terkadang perlu melembagakan langkah-langkah pengendalian yang lebih dramatis, seperti karantina yang lebih ketat.

Virus corona Wuhan pertama kali diidentifikasi di China pada Desember 2019, telah menewaskan lebih dari 200 orang dan menginfeksi hampir 10.000 di lebih dari selusin negara di dunia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: