Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Atas Angin, RI Mau Bantu China Taklukkan Corona

Di Atas Angin, RI Mau Bantu China Taklukkan Corona Kredit Foto: Reuters/Tyrone Siu

"Kekurangan pasokan produk medis masih terjadi. Jika wabah corona terus menyebar secara luas, krisis ini akan berlanjut dan mungkin meningkat," ujar Guang jing, di kutip Reuters.

 

Sebagai langkah antisipasi, Guangjing berjanji akan berupaya memastikan ketersediaan pasokan medis, terutama di kawasan dengan risiko tinggi. Beberapa langkah yang akan diambil ialah membeli produk dari daerah lain atau luar negeri, memperluas produksi, dan meminta bantuan dari pemerintah pusat Beijing.

Pihak pabrik sendiri bisa dipahami tidak bisa beroperasi secara penuh karena sebagian besar kota dan kawasan industri di Hubei lumpuh akibat wabah corona, isolasi dari daerah lain, serta masyarakat setempat belum banyak yang berani keluar rumah.

Sebagian besar dari mereka juga sibuk mengurusi anggota keluarga yang terinfeksi.

Seperti dilansir Xinhua, kapasitas produksi kebutuhan medis di 22 provinsi sudah mulai pulih sejak awal pekan ini, meski baru mencapai sekitar 76%. Dengan pemulihan ini, Sekretaris Jenderal Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC) Cong Liang berharap krisis pasokan di lapangan akan segera teratasi.

Liang patut optimistis sebab dalam waktu normal, produksi masker saja di China dapat mencapai 20 juta per hari, terbesar di dunia. Selain itu, perusahaan pendukung yang esensial dalam melawan wabah corona juga sudah beroperasi, mulai pertanian, pertambangan batu bara, logistik, hingga tukang kurir.

Sampai berita ini diturunkan, tingkat operasi produsen biji-bijian sudah mencapai 94,6%, pertambangan batubara 57,8%, dan logistik 40%. Beberapa sektor lainnya juga mulai berjalan normal, tapi bertahap mengingat para pengusaha yang juga mengikuti instruksi pemerintah membatasi karyawan yang bekerja di kantor.

"Namun, kami juga masih menghadapi sejumlah isu yang menghambat pemulihan produksi nasional, dari kekurangan tenaga kerja, bahan pelindung, keterbatasan produksi, hingga tekanan keuangan," kata Liang. "Kami akan mencoba bekerja sama dengan komisi dan kementerian lain dalam mengatasi isu tersebut."

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: