"Dan saya perintahkan dua dirjen saya, Dirjen Hortikultura dan Kepala Badan Ketahanan Pangan, dua bulan ini jangan urus yang lain, tapi fokus urus bawang putih dan cabai. Saya mau harganya normal. Kepala dinas, Bulog, dan Bank mari kita bersama-sama bantu rakyat," pinta Syahrul.
Oleh karena itu, Syahrul mengajak pemerintah daerah, TNI, Polri, perbankan, dan asosiasi petani untuk turun tangan bersama menjamin kelancaran ketersediaan pangan. Dalam meningkatkan produksi, Kementerian Pertanian siap membantu petani dan pelaku usaha dengan menyediakan KUR dengan bunga 6 persen.
"Asosiasi, pedagang, dan Bulog mari kita sama-sama turun. Pak Wali Kota juga kita turun, mau KUR berapa saya siapkan. Dengan KUR kita juga bisa bangun jembatan atau penampung hasil produksi petani agar ke depan stok pangan kita aman, harga tidak lagi dimainkan," ujarnya.
Lebih lanjut Syahrul menegaskan stok bawang putih bulan ini hingga ke depannya aman. Sebab di akhir Februari hingga Maret terjadi panen raya yang menghasilkan bawang putih sebanyak 50 ribu ton. Bahkan Kementan pun menjamin 10 pangan pokok lainnya.
"Kalau begitu sampai dua hingga tiga bulan ke depan aman, tidak masalah. Mudah-mudahan juga virus corona selesai. Kalaupun virus corona terus terjadi di China, kita sudah hitung tidak hanya mengambil dari tempat virus, kita bisa datangkan dari India dan Amerika. Jadi mengurus rakyat itu harus total," terangnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Surakarta, Ahmad Purnomo mengapresiasi upaya nyata Kementan dalam menstabilkan harga bawang putih dan cabai di Kota Surakarta dengan melakukan Operasi Pasar. Ia pun sepakat dengan Mentan Syahrul bahwa kenaikan harga bawang putih saat ini disebabkan bukan karena kekurangan stok, namun adanya berita hoaks terkait virus corona.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti