Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengulik Cerita di Balik Alunan Musik Rabab Saluang di Jam Gadang

Mengulik Cerita di Balik Alunan Musik Rabab Saluang di Jam Gadang Kredit Foto: Lestari Ningsih
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tak lengkap rasanya jika berkunjung ke Sumatra Barat tanpa mengunjungi objek wisata paling tersohor di Kota Bukittinggi, yakni Jam Gadang. Berada di titik nol Kota Bukittinggi, objek wisata Jam Gadang menyuguhkan sederet keistimewaan, mulai dari cuaca yang sejuk, lokasi yang strategis, sampai dengan nuansa Ranah Minang yang kental melalui alunan musik Rabab Saluang.

Beberapa waktu lalu, redaksi WE Online berkesempatan untuk berkunjung ke objek wisata Jam Gadang serta berbincang dengan salah satu pemain seni Rabab Saluang yang berada di kawasan wisata tersebut. Seperti apa cerita menarik dari pemain musik legendaris Minangkabau ini? Yuk simak cerita lengkapnya di bawah ini.

Rabab Saluang: Magnet Bagi Wisatawan

Alunan musik yang dihasilkan dari alat musik tradisional Minangkabau langsung menjadi magnet bagi para wisatawan di tempat wisata Jam Gadang untuk mendekat ke sumber suara. Berada tak jauh dari tugu Jam Gadang, di sanalah Mak Etek Kecek Kemenakanda beserta dengan istri dan dua anaknya sangat piawai memainkan alat musik rabab khas Minangkabau.

Baca Juga: Save Our Sea: Menunggu Peran Seniman Kembangkan Desa Wisata Budaya

Lelaki dengan sapaan Uda itu mengatakan, penamaan Rabab Saluang diambil dari nama alat musik serta suara yang dihasilkan saat alat musik itu dimainkan. Rabab ialah alat musik gesek yang bentuknya menyerupai biola, di mana saat alat musik itu dimainkan akan menghasilkan suara lembut menyerupai suara saluang, yakni alat musik tiup khas Minang yang digunakan untuk mengiringi lagu atau dendang.

Menurut penuturannya, pertunjukan Rabab Saluang hanya membutuhkan empat personel, yakni seorang lelaki sebagai pemain rabab, seorang lelaki sebagai pemain gendang, dan dua orang perempuan sebagai penyanyi. Pertunjukan Rabab Saluang ini bisa kamu nikmati setiap malam di objek wisata Jam Gadang, lho. Ihwal waktu pertunjukkan, biasanya akan dimulai seusai salat Isya sampai dengan pukul 12.00 malam. 

Baca Juga: Bisnis Perjalanan dan Pariwisata Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Global

"Sabtu-Minggu itu yang hari pengunjungnya paling besar (ramai). Tapi sekarang setiap harinya pengunjung  udah ramai, setiap hari udah ada keramaian," ujar pria paruh baya itu kepada WE Online, Bukittinggi, Sabtu (14/03/2020).

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: