Meski demikian, Perry mengakui memang masih ada ruang untuk menurunkan suku bunga acuan sejalan dengan rendahnya ekspektasi inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, BI kembali menyuntikkan likuiditas lewat penurunan GWM rupiah sebesar 200 bps untuk bank konvensional dan 50 bps untuk bank syariah. Selain itu, bank sentral juga meniadakan kewajiban tambahan giro untuk rasio intermediasi makroprudential (RIM).
Baca Juga: BI Tak Pangkas Suku Bunga Acuan, Bertahan 4,50%
"Untuk itu kami memperbesar quantitative easing, yaitu penambahan likuiditas Rp102 triliun dengan GWM rupiah dan Rp15,8 triliun dengan tidak memberlakukan tambahan giro untuk RIM," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: