Perekonomian dunia berada dalam tekanan yang demikian kuat seiring dengan pandemi virus COVID-19 yang telah menyebar luas ke seluruh dunia. Salah satu akibat yang paling terasa adalah nilai berbagai komoditas yang jatuh tersungkur sejalan dengan lemahnya pasar yang jadi penggeraknya.
Namun di tengah kondisi tersebut, sedikitnya ada dua komoditas yang mampu bergerak sebaliknya di mana harganya justru kerap melambung tinggi. Kedua komoditas itu adalah emas dan mata uang kripto (cryptocurrency), yang dalam hal ini adalah bitcoin. Bila kedigdayaan emas sudah banyak orang mafhum, meroketnya nilai tukar bitcoin kini malah membuat banyak pihak terpicing heran.
Baca Juga: Tembus 2 Juta Member, Indodax Prediksi Harga Bitcoin Terus Meroket
Karakteristik transaksinya yang tak mengenal sekat wilayah negara menjadi salah satu alasan yang membuat bitcoin semakin digemari. Nah, bila sebagian besar masyarakat dunia masih cukup awam keberadaan bitcoin, ada juga negara-negara yang sejauh ini sudah demikian familiar dengan ragam jensi transaksi bitcoin. Mau tahu negara mana saja? Ini dia lima negara yang dikenal ramah terhadap bitcoin.
1. Singapura
Di Kawasan Asia Tenggara, Singapura menjadi surganya bitcoin, meski aktivitas perdagangannya di sana juga dikenai pajak yang cukup tinggi, yaitu hingga tujuh persen! Mengapa pajak yang dikenakan demikian tinggi? Karena pemerintah Singapura paham betul bahwa keberadaan bitcoin memiliki sejumlah keunggulan yang bila dibiarkan ditransaksikan tanpa barrier sama sekali, bisa-bisa mata uang konvensional milik negaranya jadi tak diminati lagi.
Sehingga agar peredaran bitcoin juga memberikan kontribusi nyata terhadap negara, maka pengenaan pajak tinggi dianggap sebagai jalan tengahnya.
Dan terbukti, para pengguna bitcoin masih terus bertransaksi, yang artinya tidak keberatan dengan barrier pajak setinggi itu. Semua pihak senang. Win-win solution, kan!
2. Swiss
Sebagai sebuah negara maju, pemerintah Swiss cukup open minded terhadap keberadaan bitcoin. Perekonomian Swiss yang merupakan tertinggi di Eropa dari segi produktivitas dan kompetivitas membuat warganya juga cukup adopted terhadap berbagai transaksi menggunakan bitcoin.
Tak tanggung-tanggung, transportasi dalam kota di sana juga telah menerima pembayaran menggunakan bitcoin. Maka jangan heran bila banyak sekali bisnis kripto bermunculan dan tumbuh pesat di Swiss.
Salah satu kotanya, Zug, bahkan oleh para pegiat cryptocurrency dianggap sebagai ‘crypto valley’ karena menjadi pusat pengembangan industri kripto layaknya Silicon Valley dalam dunia teknologi.
3. Malta
Boleh jadi tak semua masyarakat Indonesia mengenal negara yang berada di Eropa bagian Selatan ini. Namun jangan salah, kemampuan pemerintahnya dalam memahami industri kripto dengan baik dan tepat membuat Malta hingga saat ini menjadi salah satu rujukan bagi negara-negara yang ingin menata regulasi tentang bitcoin secara lebih fair dan komprehensif.
Salah satu exchange cryptocurrency terbesar dunia, Binance, bahkan telah membuka kantor pusatnya di Malta sejak Maret 2018 lalu. Tak heran bila kemudian banyak yang menjuluki negara ini sebagai The Blockchain Island.
4. Amerika Serikat
Bila melihat ketiga negara sebelumnya, mungkin ada yang berpandangan bahwa bitcoin hanya diterima oleh negara-negara kecil. No! Amerika Serikat (AS) diketahui juga cukup welcome dan bersikap positif terhadap penggunaan bitcoin di wilayahnya dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan-perusahaan besar di sana juga tak segan menerima bitcoin sebagai salah satu alat pembayaran.
Bagi pemerintah AS, bitcoin tidak dimaknai sebagai mata uang namun lebih sebagai money service business (MSB). Karenanya, bitcoin di AS bahkan sudah diperdagangkan di pasar derivative, sebuah bukti konkret bahwa keberadaan bitcoin sudah sepenuhnya diterima oleh masyarakat di sana.
5. Jepang
Dalam sejarahnya saja, Jepang tercatat sebagai ‘tempat kelahiran’ bitcoin dan teknologi blockchainnya. Maka jangan heran bila negara ini keterikatan sangat kuat dengan dunia aset kripto. Sejauh ini, Jepang menjadi negara pertama yang mau mengadopsi, melegalkan dan mengintegrasikan bitcoin dalam sistem perekonomiannya.
Exchange cryptocurrency terbesar pertama, Mt. Gox, awal berdirinya di Jepang, dan kini tak kurang dari 32 exchange yang secara resmi beroperasi di Jepang. Di Kawasan Asia, mungkin ada China yang masyarakatnya juga sangat terbuka terhadap bitcoin dan pemanfaatan teknologi blockchain.
Bedanya, pemerintah China sangat melarang penggunaan bitcoin sebagai alat pembayaran demi dapat melindungi mata uang negaranya. Sementara di Jepang justru pemerintahnya yang menjadi salah satu pendorong kekuatan penetrasi bitcoin di masyarakat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Taufan Sukma
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: