
Bio Farma bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) mempersiapkan uji klinis tahap tiga tersebut sambil terus berkoordinasi dengan BPOM.
Selain mengembangkan vaksin corona, Bio Farma juga memproduksi alat tes polymerase chain reaction (PCR). Dalam sebulan Honesti menyebut bahwa Bio Farma memproduksi sebanyak 240 ribu alat tes.
"Kapasitas akan ditingkatkan menjadi 1,5 juta hingga 2 juta alat tes pada September 2020," tutur Honesti.
Ia berpendapat alat tes PCR buatan dalam negeri memiliki keunggulan tersendiri. PCR buatan Bio Farma dinilai mampu memeriksa whole genome sequence virus corona yang ada di Indonesia dan sesuai dengan yang telah dilaporkan kepada WHO. Meski Honesti mengakui masih ada beberapa material alat tes PCR yang menggunakan bahan impor.
"Keakuratannya akan 100 persen," terang Honesti.
"Ini akan mempermudah untuk memperoleh alat tes diagnostik dan didistibusikan ke seluruh wilayah Indonesia," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: