Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fakta-fakta Ini Dinilai Pemicu Perang Pasifik AS-China, Apa Saja?

Fakta-fakta Ini Dinilai Pemicu Perang Pasifik AS-China, Apa Saja? Kredit Foto: Wikimedia Commons

Yang pertama, Hu menyebut kapal-kapal perang sering masuk tanpa izin ke perairan China dalam jarak 12 mil (19,3 kilometer) dari Kepulauan Nansha, atau lebih dikenal sebagai Kepulauan Spratly.  Armada tempur laut Amerika menganggap bahwa Kepulauan Spratly tidak termasuk wilayah China.

Dengan keyakinan itu, militer Amerika merasa jika aksinya tidak melanggar hukum internasional. Hingga saat ini, wilayah Kepulauan Spratly disengketakan oleh China dengan lima negara lainnya yakni, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Taiwan.

Poin kedua juga masih dari risiko pengintaian militer Amerika yang terlalu dekat. Hu sedikit berkaca, saat pesawat intai Angkatan Laut Amerika (US Navy) EP-3E ARIES II bertabrakan dengan jet tempur Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF) J-8II. Jika sampai peristiwa serupa terjadi, bukan tak mungkin perang antar kedua negara bakal meletus.

Yang ketiga, dengan meningkatkatnya ketegangan baik militer China maupun Amerika sama-sama akan sering menggelar latihan tempur.

Pengintaian dan pemantauan tentu akan jadi materi wajib yang masuk dalam timeline latihan tempur. Akan tetapi jika tidak saling menjaga jarak maka gesekan pun tidak akan terhindarkan.

Kembali berkaca pada sebuah insiden yang terjadi pada 2013, saat armada tempur Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN) yang diperkuat kapal induk Liaoning, melangsungkan latihan di Laut China Selatan.

Secara tiba-tiba, kapal penjelajah Angkatan Laut Amerika, USS Copwens, melakukan manuver berbahaya dan memotong jalur armada laut China. Tak ada jalan lain, kapal-kapal perang China memaksa USS Copwens untuk berhenti dengan ancaman dengan hanya berjarak 50 meter.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: