Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: BP, Kilang Minyak Bercuan USD4,2T/Tahun

Kisah Perusahaan Raksasa: BP, Kilang Minyak Bercuan USD4,2T/Tahun Kredit Foto: Reuters/Luke MacGregor
Warta Ekonomi, Jakarta -

BP Plc atau sebelumnya dikenal British Petroleum adalah perusahaan minyak dan gas multinasional terintegrasi yang menyediakan bahan bakar untuk transportasi, energi, energi panas dan cahaya. BP berkantor pusat di London, Inggris. 

Perusahaan Inggris itu adalah salah satu perusahaan swasta raksasa dunia yang bergerak dalam sektor energi, dan salah satu dari enam "supermajors". BP menyediakan produk kepada pelanggan, seperti pelumas untuk menggerakkan mesin, dan produk petrokimia yang digunakan untuk membuat barang sehari-hari seperti cat, pakaian, dan kemasan.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Volkswagen, Produsen Mobil Terkaya

800px-Obama-hayward.jpg

President Barack Obama meeting with BP executives at the White House in June 2010 to discuss the oil spill in the Gulf of Mexico.

Raksasa energi Inggris kini menempati posisi kedelapan, atau jatuh satu peringkat pada daftar 2020, versi Fortune dalam Global 500-nya. Ada dua penyebab utama. Pertama, pendapatan perusahaan turun 7 persen menjadi 283 miliar dolar AS, dan kedua, keuntungan per tahun turun 57 persen menjadi 4 miliar dolar AS, akibat harga minyak yang lemah. 

Total pendapatan (revenues) BP mencapai 282,6 miliar dolar AS, dengan laba (profit) fantastis di angka 4,02 triliun dolar AS, pada 2020. Nilai valuasi BP di pasaran juga dihargai cukup tinggi, yakni di angka 73 miliar dolar AS. Tak mengherankan, jika BP masuk jajaran perusahaan raksasa dunia.

Sejauh Februari 2020, di bawah kendali CEO baru BP, Bernard Looney, perseroan berencana menjadi salah satu perusahaan minyak dan gas besar pertama yang menargetkan emisi nol bersih pada 2050. Selaras dengan itu, BP sudah menyusun rencananya untuk mengurangi emisi. Namun, rencana itu masih diperjuangkan, sebab Covid-19 masih memengaruhi pada permintaan kebutuhan energi. Pada Juni 2020, perusahaan mengumumkan rencana untuk memberhentikan 10.000 karyawan dan menghapus aset 17,5 miliar dolar AS. 

Seperti apa perjalanan BP menjadi perusahaan besar dunia? Warta Ekonomi kali ini, Jumat (14/8/2020), berkesempatan mengulas kisahnya, dengan mengutip dan mengolah sumber-sumber yang kredibel menjadi tulisan sebagai berikut.

Pada 1901, seorang raja pertambangan Australia-Inggris bernama William Knox D'Arcy memenangkan konsesi dari Persia (sekarang Iran) untuk mengeksplorasi minyak di wilayah barat daya yang kasar dan gersang di negara itu.

Sempat kembali ke Inggris, William D’Arcy hampir putus asa. Ia telah mempertaruhkan kekayaannya yang besar untuk mencari minyak, dan sekarang ia hampir kehilangan semuanya (baik rumah di pedesaan dan rumah besar di Grosvenor Square).

RMB_03-08-2012_ROP_05_ROK020812darcy2_t1880.jpg

Tampaknya para ahli geologi dan ahli-ahli lainnya sampai menggelengkan kepala. Sebab, sejak awal 1901 mereka tampak bersemangat mencari minyak di bawah pasir Persia. Namun semua perkiraan itu sirna. 

Karena tidak pernah menginjakkan kaki di Persia, D’Arcy bahkan tidak memiliki pengalaman perjalanan petualangan di wilayah gersang itu. Yang ia miliki hanyalah surat dan pesan telegram dari George Reynolds, seorang ahli yang mendesaknya lebih sabar. Praktis, D’Arcy memohon untuk memperpanjang pencarian sampai pada setiap kemungkinan.

Pada gilirannya, kesabaran D'Arcy akhirnya habis. Burmah Oil Company, yang uangnya telah menyelamatkan ekspedisi D'Arcy hingga 1904 lelah karena sang pencari tak menemukan apa-apa.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: