Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Amazon, Ritel Daring Bernilai USD1,6 T

Kisah Perusahaan Raksasa: Amazon, Ritel Daring Bernilai USD1,6 T Logo Amazon terlihat di pusat logistik perusahaan di Lauwin-Planque, Prancis utara, 19 Maret 2020. | Kredit Foto: Reuters/Pascal Rossignol
Warta Ekonomi, Jakarta -

Amazon.com atau umumnya disebut Amazon merupakan perusahaan teknologi multinasional, retailer daring (online), produsen buku elektronik, streaming digital, dan penyedia layanan web yang menjadi contoh ikonik niaga-el dunia. Kantor pusatnya berada di Seattle, Washington, Amerika Serikat.

Perusahaan ini dianggap sebagai salah satu "Big Four" dari perusahaan teknologi raksasa, bersama Google, Apple, dan Facebook. Raksasa ini juga disebut sebagai salah satu kekuatan ekonomi dan budaya paling berpengaruh di dunia. Tak lupa, ia juga menjadi merek paling berharga di dunia.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: BP, Kilang Minyak Bercuan USD4,2T/Tahun

Amazoncom-home-page-1995.jpg

Perusahaan sebesar Amazon seharusnya tidak dapat tumbuh secepat ini. Tetapi pertumbuhan pendapatannya sebesar 21 persen pada 2019, menjadi 281 miliar dolar AS, adalah alasan mengapa perusahaan yang berbasis di Seattle ini duduk di posisi kesembilan, naik empat peringkat pada 2020 di Global 500 versi Fortune.

Pada 2020, Amazon memperoleh laba 11,6 miliar dolar AS dan lebih dari 280 miliar dolar AS dalam penjualan tahunan. Nilai pasarnya juga memiliki nilai fantastis, yakni lebih dari 1,58 triliun dolar AS.

Konsumennya terus berkembang. Pada 2019 saja, terhitung lebih dari 150 juta pelanggan global untuk fitur pengiriman barang dan hiburan berlangganan. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, unit Amazon Web Services melampaui laba perusahaan secara keseluruhan, pendapatan total meningkat 37 persen menjadi 35 miliar dolar AS.

Baru-baru ini, pandemi virus corona memaksa Amazon untuk bertaruh pada kondisi. Namun pada gilirannya, fiskal perusahaan kuartal kedua (berakhir 30 Juni 2020) tercatat, penjualan melonjak 40 persen, dari tahun ke tahun, menjadi 88,9 miliar dolar AS. Laba yang diperoleh untuk kuartal tersebut berlipat ganda, menjadi 5,2 miliar dolar AS.

Seperti apa perjalanan perusahaan raksasa besutan Jeff Bezos ini? Kali ini, Selasa (18/8/2020), Warta Ekonomi berkesempatan membahas kisah Amazon.com, dikutip dan diolah dari beberapa sumber menjadi tulisan sebagai berikut.

amazon-timeline-1999-dot-com.jpg

Pada 16 Juli 1995, Amazon secara resmi membuka bisnisnya sebagai penjual buku daring. Jeff Bezos dan istrinya MacKenzie membuka bisnis daringnya di Seattle. Ia memiliki 2 alasan, pertama reputasi kota itu sebagai pusat teknologi, dan kedua karena populasi kota itu kecil berarti mereka tidak perlu membebankan pajak penjualan ke sebagian besar pelanggan mereka.

Bezos mendanai bisnis pertamanya dengan 10.000 dolar AS dari kantongnya sendiri. Ia dan staf kecilnya menghabiskan hari-hari awal mereka bekerja di atas meja yang terbuat dari pintu dalam garasinya.

Bezos memperoleh gelar sarjana dalam bidang ilmu komputer dan teknik elektro dari Universitas Princeton pada 1986. Ia kemudian bekerja di industri jasa keuangan di New York City. Pada 1994, setelah menyadari bisnis penjualan buku daring memiliki potensi besar, ia pindah ke Negara Bagian Washington. Dan, di sanalah, Bezos muda mendirikan Amazon.

Bezos awalnya menjuluki bisnisnya Cadabra (seperti dalam abrakadabra). Tetapi setelah seseorang salah mendengar nama itu sebagai "cadaver" (mayat), ia memutuskan untuk menamai perusahaan rintisannya (startup) dengan Amazon. Julukan itu terinspirasi dari sebuah sungai besar di Amerika Selatan. Dan, Bezos sendiri tidak percaya bahwa ia menggunakan nama sungai raksasa itu.

amazon-timeline-1994-bezos.jpg

Meskipun Amazon terkenal sebagai penjual buku, Bezos berpendapat sejak awal bahwa situs tersebut bukan hanya pengecer produk konsumen. Ia mengemukakan, Amazon adalah perusahaan teknologi yang bisnisnya menyederhanakan transaksi daring bagi konsumen.

Pada musim semi 1995, Bezos mengundang sekelompok kecil teman dan mantan kolega untuk memeriksa versi beta situs web Amazon ciptaannya. Pesanan pertama dilakukan pada 3 April tahun itu, untuk buku sains berjudul "Fluid Concepts and Creative Analogies."

Ketika Amazon dipamerkan ke masyarakat umum pada Juli 1995, perusahaan dengan berani menamai dirinya sebagai "toko buku terbesar di dunia". Meski demikian, penjualan awalnya hanya dari mulut ke mulut dan Bezos membantu mengumpulkan pesanan dan mengarahkan paket ke kantor pos.

Pada akhir 1996 Amazon telah meraup pendapatan 15,7 juta dolar AS. Namun langkah cepat Bezos membawa perusahaan tersebut ke publik pada 1997, dengan penawaran umum perdana senilai 18 dolar AS per saham. Selain uang tunai, perusahaan dapat menggunakan saham tersebut untuk mendanai pertumbuhan agresif dan strategi akuisisi.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: