Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pilot Terlatih Ini Disiapkan Khusus buat Tempur Lawan China-Rusia

Pilot Terlatih Ini Disiapkan Khusus buat Tempur Lawan China-Rusia Pesawat Bomber Lancer B-1B Angkatan Udara AS, F-15E Strike Eagle dan dua Qatar Mirage 2000 terbang dalam formasi selama Latihan Pertahanan Udara Bersama 19-01 di Qatar pada 19 Februari 2019. | Kredit Foto: US Air Force/Sgt. Clayton Cupit
Warta Ekonomi, Washington -

Meski tercatat sebagai negara pertama yang memiliki budget militer terbesar di dunia, Amerika Serikat ternyata tidak cukup banyak memiliki pesawat tempur latih yang akan digunakan oleh pasukannya.

Oleh karena itu, Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) memiliki pusat pelatihan yang baru. Mereka akan berlatih dan diuji secara virtual. Selain itu, para petinggi angkatan udara mengatakan bahwa pusat pelatihan ini, untuk mempersiapkan pilot perang dengan Rusia dan China.

Baca Juga: Iran Buka Suara Soal Ledakan di Fasilitas Nuklir, Ternyata AS...

"Tidak ada tempat pelatihan langsung untuk pasukan gabungan yang cukup besar atau memiliki kepadatan ancaman yang dapat meniru apa yang dilakukan China atau Rusia," kata Komandan Pusat Perang AU, Mayjen Chuck Corconan dikutip dari Military, Selasa (25/8/2020).

Perlu diketahui bahwa, alat latihan sekaligus pengujian yang digunakan oleh calon pilot perang senilai 38 juta Dolar Amerika atau setara dengan 556 juta Rupiah. Tempat pelatihan ini juga baru diresmikan minggu lalu oleh Corconan.

“Jadi kami memiliki tempat pelatihan sekaligus pengujian, kami akan mengumpulkan data dan memasukkannya ke dunia virtual. Mereka akan merasakan sensai seperti di dunia nyata,” tambahnya.

Angkatan Udara berencana memasang simulator F-15E Strike Eagle di gedung baru. Kampus Virtual Test and Training Center juga akan mencakup F-35 Joint Strike Fighter, F-22 Raptor dan gedung simulator F-16 Fighting Falcon yang terletak di sini di Nellis.

Seorang pilot uji operasional F-35 dan komandan Datasemen 1 Skuadron Sistem Pelatihan ke 29, Letnan Kolonel Chris Duncan mengungkapkan bahwa setiap permasalahan di dunia nyata saat berperang dapat disimulasikan di mesin.

Duncan juga mengatakan jika, mesin virtual itu bisa menambahkan pesawat teman atau musuh. Sehingga mereka semua bisa terbang bersama dalam misi genting Red Flag.

“Peserta dari seluruh dunia bisa mengikuti pelatihan tersebut. Karena alat virtual yang baru ini dapat terhubung dengan mesin yang lainnya. Ini adalah lompatan generasi dalam cara kami berlatih dan memungkinkan kami untuk mengembangkan taktik dan teknik,” ucapnya.

Tapi Duncan mengatakan bahwa penggunaan mesin virtual, adalah satu-satunya cara untuk melatih tingkat pertarungan yang kompleks. Mesin ini hanya membutuhkan biaya yang lebih sedikit dibandingkan dengan melakukan praktik langsung dengan pesawat tempur.

Untuk menggunakan pesawat tempur yang nyata, Duncan mengungkapkan jika membutuhkan biaya ribuan dolar hanya untuk terbang per jamnya. Itu sangat berbanding jauh saat menggunakan mesin virtual ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: