
Namun, jika DPR sebagai lembaga kontrol eksekutif tak jalan maka kemunculan oposisi dari rakyat sipil seperti KAMI wajar. Peran rakyat juga harus kritis jika DPR sebagai wakilnya tak jalankan perannya.
"Kita harus waspada, apakah wakil rakyat ini jalanlan peran dengan baik atau tidak. Kalau mereka tidak menjalankan peran dengan baik maka tetap saja kekuatan nonparlemen bisa menunjukkan sikap oposisinya," ujarnya.
Baca Juga: Keluarkan 3 Tuntutan, Pentolan KAMI: Yang Setuju Mari Gabung
Meski ia tak menampik posisi DPR saat ini memang tak kuat lantaran didominasi parpol pendukung pemerintah. Sementara, hanya satu parpol yang saat ini masih tegak lurus berada di luar pemerintahan.
Sebelumnya, barisan pendukung pemerintah menyindir KAMI sebagai gerakan politik. Namun, KAMI dipertanyakan kenapa tak sebaiknya membentuk parpol. Salah satu suara kontra itu disuarakan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Megawati menyampaikan kritikan itu saat pidato virtual dalam pembukaan sekolah calon kepala daerah PDIP gelombang II menuju Pilkada 2020, pada Rabu, 26 Agustus 2020. Dia mengaku suka tertawa dengan deklarasi KAMI. Kata Megawati, ada bagian KAMI yang ingin jadi presiden.
Megawati juga tambah heran lantaran daripada membentuk KAMI mengapa Refly Harun Cs ini tak membentuk partai politik. Hal ini sesuai dengan aturan ketatanegaraan.
"Terus saya mikir. Lah, daripada bikin seperti begitu, kenapa ya enggak dulu cari partai ya," ujar Megawati.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo