Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kinerja Emiten Consumer Goods Milik Crazy Rich Salim, Yay or Nay?

Kinerja Emiten Consumer Goods Milik Crazy Rich Salim, Yay or Nay? Kredit Foto: Sufri Yuliardi

2. Indofood CBP Sukes Makmur 

Kinerja keuangan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) pada paruh pertama tahun 2020 ini dapat mengungguli sang entitas induk, yakni INDF. Hingga Juni 2020, ICBP mengantongi laba bersih sebesar Rp3,37 triliun. Angka tersebut naik 31,12% dari capaian tahun lalu yang hanya Rp2,57 triliun. 

Walau tak menampik bahwa pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi bisnis Indofood secara keseluruhan, nyatanya penjualan yang tumbuh positif dalam enam bulan pertama tahun ini menjadi penopang utama terhadap capaian laba bersih emiten yang juga dikepalai oleh Anthoni Salim ini. Dilansir dari laporan keuangan perusahaan, per Juni 2020 penjualan ICBP mencapai Rp23,05 triliun, tumbuh 4,15% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp22,13 triliun. 

Baca Juga: Salim Khawatirkan Kondisi Pasar, Meski Untung Indofood Menggunung

Pendapatan dari pihak berelasi menjadi yang paling mendominasi, di mana kontribusinya mencapai Rp17,64 triliun. Kontributor berikutnya adalah penjualan dari pihak ketiga yang mencapai Rp5,40 triliun per Juni 2020 lalu.

Kendati begitu, terhadap peningkatan di sejumlah pos beban ICBP. Untuk beban pokok penjualan, ICBP mencatat ada kenaikan 0,61% menjadi Rp14,71 triliun  pada semester I 2020. Begitu pun dengan pos beban umum dan administrasi yang mengalami kenaikan 11,40% menjadi Rp1,27 triliun. Pos beban pajak juga mengalami kenaikan tipis sebesar 6,03% menjadi Rp1,16 triliun. 

"Meskipun dihadapkan pada kondisi saat ini yang penuh tantangan, ICBP mampu mencatatkan kinerja yang cukup baik pada semester pertama tahun 2020," imbuh Anthoni Salim dalam rilis perusahaan pada 3 Agustus 2020 lalu.

3. Nippon Indosari

Emiten consumer goods milik Salim Group berikutnya dalah PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI). Berbeda dari dua emiten sebelumnya, pada semester I 2020 ini ROTI membukukan penurunan laba bersih sebesar 9,86% dari Rp101,45 miliar menjadi Rp91,44 miliar. Salah satu faktor yang membuat laba bersih ROTI tergerus adalah tercatatnya beban lainnya sebesar Rp9,76 miliar, di mana pada tahun sebelumnya tidak ada sama sekali.

Walaupun demikian, penjualan ROTI mengalami peningkatan pada periode tersebut. Dilansir dari laporan keuangan konsolidasi perusahaan, per Juni 2020 ROTI membukukan penjualan bersih sebesar Rp1,67 triliun. Angka tersebut tumbuh 5,5% jika dibandingkan capaian Juni 2019 lalu yang sebesar Rp1,58 triliun.

Kontributor terbesar terhadap penjualan berasal dari kanal modern, yakni sebesar Rp1,17 triliun dari total penjualan pada paruh pertama tahun ini. Angka tersebut dihimpun dari kanal modern yang meliputi 35.000 gerai minimarket, supermarket, dan hypermart di seluruh Indonesia. 

Kontributor berikutnya adalah penjualan untuk kanal tradisional dengan porsi sebesar Rp455 miliar. Angka tersebut tumbuh 30% dari periode sebelumnya karena didukung oleh strategi perusahaan dalam memperkuat sebaran 40.000 titik penjualan. Selain itu, adanya layanan pesan antar produk ROTI melalui WhatsApp dan Chatbot juga turut mendongkrak kontribusi kanal tradisional terhadap penjualan.

"Kami senantiasa melakukan analisis komprehensif terhadap daya beli, pola konsumsi, pola belanja dan pola aktivitas masyarakat Indonesia agar dapat menentukan strategi yang tepat dalam menangkap prospek pertumbuhan permintaan produk roti yang kuat di Indonesia, serta menghadapi tantangan usaha dan ketidakpastian pandemi Covid-19," kata Direktur ROTI, Arlina Sofia, pada 30 Juli 2020 lalu.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: