Pun, ia bingung saat hendak masuk ke area TMP, Gatot ditahan Dandim 0504/Jakarta Selatan Kolonel Inf Ucu Yustia. Kemudian, sempat terjadi perdebatan antara Gatot dan Ucu.
"Saya tanya kenapa seperti ini? Katanya tidak bisa pak. Loh, kami ini akan ziarah ke taman makam pahlawan, pahlawan khususnya pahlawan revolusi. Kamu sebagai prajurit punya sumpah prajurit Sapta Marga. Akhirnya dandim bilang bisanya 30 orang," ujar Gatot.
Gatot selanjutnya menjelaskan aturan protokol dari dandim kepada para purnawirawan mengenai ada batasan 30 orang yang ziarah secara bergantian. Sebab, yang hadir saat itu, memang lebih dari 30 orang purnawirawan TNI.
Para purnawirawan TNI itu akhirnya mengikuti aturan tersebut dengan membatasi sebanyak 30 orang untuk masuk ke TMP secara bergantian. Meski, menurutnya, membingungkan jika upacara hanya 30 orang.
Namun, saat proses ziarah itu, hadir sekelompok massa yang onar di depan TMP Kalibata. Gatot merasa janggal karena kelompok massa itu bukan ditertibkan aparat petugas.
"Apakah mereka petugas menertibkan mereka. Alih-alih mereka yang ditertibkan tapi kami yang terus ditekan dihadapkan dengan tentara yang aktif. Apa pembiaran ini sengaja?" ujar Gatot.
Kemudian, ia menyinggung adanya pernyataan kehadiran Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dalam ziarah ke TMP Kalibata. Gatot membantahnya karena tidak demikian. Kata dia, perwakilan KAMI yang menemaninya hanya Prof. Rochmat Wahab dan Ahmad Yani.
"Saya katakan itu bohong besar. Jangan bicara seperti itu. Tanya kepada Pak Harto. Yang ada itu purnawirawan semuanya. Saya pun sudah memakai baret hitam. Tapi, begitu banyak anak-anak pakai baret komando, saya pun orang komando, saya pakai baret merah," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti