Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Biodiesel dan Oleokimia Mendominasi Konsumsi Domestik Sawit

Biodiesel dan Oleokimia Mendominasi Konsumsi Domestik Sawit Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meskipun kinerja ekspor minyak sawit (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya periode Agustus mengalami penurunan 9 persen menjadi US$1,69 miliar (atau sekitar Rp25 triliun) akibat pandemi Covid-19, produksi dan konsumsi dalam negeri mulai menunjukkan pemulihan. Produksi CPO pada Agustus 2020 tercatat mencapai 4,2 juta ton atau sama dengan produksi di Agustus tahun 2019.

Kendati demikian, secara total, produksi CPO nasional periode Januari–Agustus 2020 mencapai 6,7 persen lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Tidak hanya mengikuti siklus musim, peningkatan produksi tersebut juga terjadi akibat tanaman sudah mulai pulih setelah melalui fase pemupukan Semester I-2020.

Baca Juga: Program SMILE untuk Ciptakan Smile bagi Petani Sawit Swadaya

Di sisi lain, konsumsi minyak sawit domestik untuk produk pangan dan oleokimia selama dua bulan terakhir tercatat meningkat. Konsumsi minyak sawit untuk pangan periode Agustus naik sekitar 1,9 persen menjadi 654 ribu ton pada m-o-m. Sementara itu, konsumsi domestik untuk produk oleokimia meningkat 2 persen menjadi 151 ribu ton pada periode yag sama. Namun sebaliknya, konsumsi biodiesel mengalami penuruan sebesar 9,8 persen menjadi 576 ribu ton.

Secara kumulatif, periode Januari dan Februari (sebelum pandemi Covid-19), konsumsi minyak sawit domestik mengalami peningkatan hingga 16 persen dibandingkan periode yang sama pada y-o-y. Namun, periode Juni–Juli, total konsumsi tersebut turun menjadi 3 persen dan makin menyusut menjadi 2,5 persen pada periode Agustus.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indoensia (Gapki), Mukti Sardjono, mengatakan, "Penurunan utama terjadi pada penggunaan untuk pangan. Secara tahunan sampai dengan Agustus 2020, konsumsi turun 14,9 persen, sedangkan untuk oleokimia dan biodiesel sampai dengan Agustus kemarin naik masing-masing 45,3 persen dan 26,9 persen."

Sementara itu, adanya tren kenaikan produksi yang bersamaan dengan tren kenaikan harga menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan devisa melalui ekspor produk sawit. Sebagai salah satu negara yang sudah mulai pulih dari wabah Covid-19, Indonesia berpeluang besar untuk mengejar ketertinggalan ekspor ke China dari tahun lalu.

Lebih lanjut Mukti juga mengatakan, "Kenaikan konsumsi untuk pangan dan oleokimia dua bulan terakhir memberikan harapan kepulihan konsumsi dalam negeri."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: