Menteri Keuangan Sri Mulyani girang karena perekonomian Indonesia mulai kembali pulih pada September 2020. Hal ini ditunjukan dari berbagai indikator ekonomi dan keuangan yang salah satunya adalah neraca perdagangan.
"Ekspor September didorong pertumbuhan migas 17,4 persen dan nonmigas 6,47 persen secara month to month (mtm). Kalau komoditas kelapa sawit dan logam mulia memberikan dampak positif," ujar Sri Mulyani secara virtual, Senin (19/10/2020).
Baca Juga: Sri Mulyani Tolak Usulan Pajak Mobil 0%
Menurut dia, impor bahan baku juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,97 persen. Bahkan, impor bahan baku dan penolong trennya terus mengalami pertumbuhan secara solid sejak Juni hingga September 2020.
"Barang konsumsi memang kita kendalikan karena lonjakan di Juli. Kita melalui Kemendag dan Bea Cukai lakukan pengendalian agar impor konsumsi tidak begitu tinggi. Sementara untuk barang modal tumbuh 20,42 persen, itu kenaikan dari sebelumnya negatif dan mulai recovery sejak Juni. Ini suatu tanda positif bagi pertumbuhan ekonomi di industri," tambahnya.
Dari indikator keuangan, nilai tukar rupiah terus mengalami perbaikan. Kupon Surat Berharga Negara juga mengalami penurunan.
"CDS (credit default swap) Indonesia turun setelah seluruh dunia alami kepanikan. Ini outlook keuangan dan ekonomi kita membaik," jelasnya.
Menurutnya, perekonomian dunia pada kuartal selanjutnya masih bergantung pada penanganan wabah Covid-19. "Risiko utama tetap sama, apakah Covid-19 bisa dikelola? Terutama ancaman second wave (gelombang kedua), apakah kesediaan vaksin berjalan sesuai dengan yang diharapkan," imbuhnya.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Gratis? Sri Mulyani: Orang Kaya Bayar!
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: