Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Para Terdakwa Jiwasraya Saling Tuding, Pakar: Ini Akan Memberatkan Vonis

Para Terdakwa Jiwasraya Saling Tuding, Pakar: Ini Akan Memberatkan Vonis Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peneliti Hukum Indonesia Public Institute Miartiko Gea mengatakan munculnya fakta persidangan dalam peldoi terdakwa Dirut PT Hanson International Benny Tjokrosaputro di kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang menuding kebohongan kesaksian terpidana Direktur Keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo atas dirinya dianggap akan memberatkan vonis para terdakwa.

Hal itu bisa menjadi acuan hukum di mata hakim bahwa terdakwa mengaburkan fakta yang telah terpapar di meja hijau. Baca Juga: Bui Seumur Hidup Terdakwa Jiwasraya Tak Ada Apa-apanya, PDIP Teriak: Kejar Aset-asetnya!

“Saya kira saling tuding ini bisa jadi alibi para terdakwa dalam mengaburkan fakta sebenarnya. Hakim bisa dengan mudah menilai posisi para terdakwa atas fakta yang sudah ada,” katanya, Jumat (23/10/2020). Baca Juga: DPR dan Pakar Hukum Kompak: Perampok Jiwasraya Harus Dihukum Seumur Hidup

Lanjutnya, hakim sangat mungkin akan memberikan vonis yang lebih berat lantaran adanya pecah kongsing alias pernyataan yang tidak sejalan atas fakta yang terungkap sebelumnya. Hakim pun bisa saja memberikan penilaian jika terdakwa bertele-tele saat memberikan keterangan.

“Hakim bisa melihat pecah kongsi di antara mereka (terdakwa) sebagai sandiwara untuk bisa lepas dari tanggung jawab. Terlalu bertele-tele dalam persidangan akan menjadi pertimbangan hakim untuk memberikan vonis yang lebih berat,” ungkapnya.

Diketahui sebelumnya, Bentjok dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU) hukuman seumur hidup dan pidana tambahan berupa membayar uang pengganti kepada negara sebesar Rp6.078.50.000.000 dengan ketentuan jika dalam waktu 1 bulan sesudah putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap dan terdakwa tidak membayar uang pengganti tersebut, maka harta bendanya disita dan dilelang untuk menutupi uang pengganti.

Miartiko menilai, tuntutan JPU sudah sangat maksimal, namun bukan tidak mungkin hakim memberikan hukuman lebih berat dengan adanya perintah melakukan pemiskinan terhadap terdakwa. Pemiskinan tersebut bisa dilakukan kepada Bentjok dan satu terdakwa lain PT Trada Alam Minera Heru Hidayat yang dikenakan pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang juga dituntut seumur hidup dengan denda Rp10,7 triliun.

“Vonis hakim untuk empat terdakwa lain seluruhnya maksimal. Setidaknya vonis dua terdakwa ini sama atau lebih berat. Selain itu sita aset hingga tuntas, dan Kejaksaan Agung mampu mengejar aliran dana pencucian uang juga perampasan aset untuk dimiskinan.” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: