Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kinerja Ma'ruf Amin Dikritik Kurang Optimal, Jokowi Dinilai Hanya One Man Show!

Kinerja Ma'ruf Amin Dikritik Kurang Optimal, Jokowi Dinilai Hanya One Man Show! Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (6/1/2020). Pada sidang Kabinet Paripurna yang membahas penetapan RPJMN 2020-2024 tersebut Presiden menegaskan tidak ada tawar menawar dalam kasus Natuna. | Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dwi tunggal pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dinilai belum berjalan optimal. Salah satunya karena kurang optimalnya peran yang dijalankan Kiai Ma'ruf. Akibatnya, berdasarkan hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO), publik yang merasa puas terhadap kinerja Jokowi hanya 49% dan Wapres hanya 33%.

Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengatakan, persepsi publik dipengaruhi dari faktor kepemimpinan, kemudian keberpihakan kepada masyarakat, integritas atau ketepatan janji, koordinasi antarlembaga, empati dan aspiratif.

Baca Juga: Pasang Badan Buat Jokowi-Ma'ruf: Dari Cendana hingga HTI, Merongrong Reformasi

Menurutnya, kepemimpinan adalah hal yang paling banyak disoroti publik. "Pak Jokowi dianggap memiliki karakter kepemimpinan yang tidak baik di periode kedua ini. Terutama adalah terlihat benar bahwa KH Ma’ruf Amin seolah-olah banyak tidak terlibat di dalam kebijakan, termasuk dalam hal-hal yang sifatnya mengemuka ke publik. Jadi Jokowi lebih banyak memperlihatkan one man show," ujar Dedi saat paparan hasil survei IPO bertajuk "Kinerja Kementerian/Lembaga, Peluang Reshuffle Kabinet dan Potensi Capres 2024" yang digelar virtual, Rabu (28/10/2020).

Menanggapi itu, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai dwi tunggal Jokowi-Ma'ruf memang tidak maksimal sehingga terjadi persepsi publik yang rendah terhadap kinerja Presiden maupun Wapres. "Tentu sedih ketika kepuasan Wapres turun jauh yang menyebabkan sayang dwi tunggal ini tidak optimal," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: