Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Momen saat Joe Biden Ucapkan Insya Allah dan Kutip Hadis Nabi

Momen saat Joe Biden Ucapkan Insya Allah dan Kutip Hadis Nabi Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Washington -

Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) setelah memenangi Pemilihan 2020. Dengan terpilihnya Biden mengakhiri pertarungan "panjang" dengan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump.

Jika melihat ke belakang, sewaktu debat kandidat pada akhir September 2020, Joe Biden pernah menggemparkan umat Islam. Saat itu, Joe Biden mengucapkan frasa Insya Allah.

Biden mengucapkan "Insya Allah" saat menyinggung laporan pajak tahunan Donald Trump yang dianggapnya tidak pernah transparan. Saat debat tersebut, Trump mengatakan akan merilis laporan pajaknya ke publik sesegera mungkin setelah rampung.

Baca Juga: Joe Biden Jadi Presiden AS, Apa Untungnya buat Indonesia?

Biden pun menjawabnya. "Kapan (laporan pajak dirilis) Insya Allah?" kata Biden.

Uangkapan Insya Allah dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai "jika Allah mengizinkan." Frasa tersebut digunakan umat Islam secara tulus untuk memenuhi janji. Namun, ungkapan itu juga kadang digunakan secara sarkas di Barat, merujuk sesuatu yang tidak mungkin terjadi.

Tak sampai disitu, Biden menunjukkan keseriusannya merangkul Muslim Amerika Serikat dengan berjanji akan menandatangani undang-undang kejahatan rasial serta mengangkat staf Muslim dalam pemerintahannya.

"Saya ingin bekerja dalam kemitraan dengan Anda untuk memastikan suara Anda termasuk dalam proses pengambilan keputusan saat kami bekerja untuk membangun kembali bangsa kita," kata Biden dalam acara virtual yang diselenggarakan oleh Emgage Action--komunitas Muslim AS--yang ditayangkan di akun YouTube surat kabar AS, The Hill pada 21 Juli lalu.

"Saya berharap kita diajari lebih banyak di sekolah-sekolah mengenai Islam. Saya harap kita bisa berbicara mengenai semua agama, agama dengan pengakuan besar."

"Suara Muslim Amerika penting, tapi kita semua tahu bahwa suara Anda tidak selalu dikenali dan diwakili. Itu hak Anda sebagai warga negara," lanjutnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: