Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hidayat Nur Wahid: Islamophobia Sebab Tak Paham Andil Umat dalam Perjuangan Indonesia

Hidayat Nur Wahid: Islamophobia Sebab Tak Paham Andil Umat dalam Perjuangan Indonesia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kerukunan dan persatuan yang dicitakan seluruh bangsa Indonesia masih kerap terganggu. Penyebabnya,  ada sebagian masyarakat yang masih terus menyimpan sikap Islamophobia dan Indonesiaphobia di dalam hati mereka. Padahal, baik Islamophobia maupun Indonesiaphobia, masing-masing berpotensi mencabik kerukunan dan persatuan. 

Kriminalisasi yang sering menimpa para ulama, adalah salah satu bukti bahwa Islamophobia masih tumbuh subur di bumi Indonesia. Mereka beranggapan bahwa Islam dan Indonesia tidak ada hubungannya. Mereka juga berkeyakinan bahwa para  tokoh umat Islam diuntungkan  karena kapasitasnya sebagai kelompok  mayoritas.  Padahal, peran dan jasanya tidak sepadan dengan keistimewaan yang dinikmati. Baca Juga: Habib Rizieq Pulang Kampung, FPI Harus Jadi Front Peaceful Islam Ya, Bisa?

"Ini adalah penilaian yang keliru, lantaran kurang mempelajari sejarah. Akibatnya, mereka tidak mengetahui betapa besar pengorbanan dan keterlibatan ulama serta umat Islam dalam perjuangan Indonesia. Ketidak tahuan terhadap sejarah, serta jasa para ulama pada NKRI  harus segera diluruskan, agar kebencian itu tidak semakin berbahaya, menjadi bara dalam sekam," kata Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid MA, secara daring pada acara Temu Tokoh Nasoional /Kebangsaan, kerjasama MPR RI dengan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), Kota Metro. 

Acara tersebut berlangsung di Barakah Meeting Point (BMP) Jl. AH Nasution No.185, Yosodadi, Kecamatan Metro Timur,  Kota Metro, provinsi Lampung, Sabtu (14/11/2020). Ikut hadir pada acara tersebut, Ketua BKPRMI Kota Metro Hadi Kurniadi, ST, MT dan tokoh masyarakat Kota Metro Ustad Nasriyanto. Selain Hidayat acara tersebut juga menghadirkan Dharma Setiawan, MA, dosen Ekonomi Syariah IAIN Metro, selaku pembicara pendamping. Baca Juga: Bantah Miliki 58,33% Saham Delta Djakarta, Begini Perjalanan Kepemilikan Saham Pemprov DKI

Pelurusan, kata Hidayat  juga perlu dilakukan terhadap umat Islam yang masih memelihara sikap  Indonesiaphobia. Seperti Islamophobia, Indonesiaphobia  juga muncul karena ketidak pahaman pada sejarah. Juga keterbatasannya dalam memahami ajaran agama yang benar. Dan itu membuatnya beranggapan bahwa  kelompok lain yang tidak sependapat  sebagai kafir, bid'ah dan thagut. Padahal, NKRI adalah hasil jihad dan ijtihad para ulama. Karena itu, sudah seharusnya jika umat Islam menjaga dan mempertahankan NKRI  dengan baik. Bukan malah mengabaikan apalagi merusaknya. 

"Baik kelompok yang Islamophobia maupun Indonesiaphobia, keduanya harus diluruskan agar tidak mengulangi kesalahan. Sebagai mualaf Pancasila dan mualaf NKRI, keduanya patut dituntun, agar bisa lebih memahami Islam dan Indonesia dengan  baik dan benar," kata Hidayat menambahkan. 

Jelang Pilkada serentak Desember nanti, Hidayat tak lupa  mengingatkan agar masyarakat turut menggunakan hak pilihnya secara bijaksana. Pilihlah calon yang jelas asal-usul, dan pemikirannya. Jangan memilih calon pemimpin yang tidak jelas kemampuan dan rekam jejaknya. Dan jangan menukar hak pilih dengan sesuatu yang murah, karena kerugian dan penyesalannya harus ditanggung selama lima tahun

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: