Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Modal Awal Cuma USD2 Juta, Tak Hentikan Citigroup hingga Bernilai USD140 M

Kisah Perusahaan Raksasa: Modal Awal Cuma USD2 Juta, Tak Hentikan Citigroup hingga Bernilai USD140 M Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Citigroup Inc adalah raksasa perbankan global yang berkantor pusat di New York City (NYC), Amerika Serikat. Perusahaan ini memiliki departemen yang mencakup hampir setiap ceruk besar dan kecil dalam sektor keuangan. Di antaranya termasuk ritel, komersial, investasi, kartu kredit, kelembagaan, asuransi, dan layanan keuangan lainnya.

Jika berdasar pada kapitalisasi pasarnya, Citigroup adalah bank terbesar kesembilan di dunia sejak 2008. Jaringan layanan keuangan besarnya telah menyebar dan beroperasi di lebih dari 100 negara seluruh dunia.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Kereta Kuda Pengantar Barang Awali Perjalanan Bank Papan Atas Wells Fargo

Perusahaan pada 2019 mendapat banyak catatan gemilang. Saham Citigroup di tahun ini melonjak hingga 53 persen. Hasil itu datang karena Citi telah mengubah bisnisnya dengan menghilangkan ratusan posisi dalam divisi perdagangannya. Juga ia meningkatkan daftar bankir untuk meningkatkan performa dalam persaingan tiga perbankan investasi teratas AS, meliputi Morgan Stanley dan Goldman Sachs.

Kondisi keuangan Citi di tahun itu cukup baik dibanding tahun 2018. Perusahaan sukses membukukan pendapatan 97,12 miliar dolar AS per tahun, dengan peningkatan 10,4 persen. Labanya pun melebihi 18 miliar dolar dalam tahun tersebut. Dengan aset yang hampir menyentuh 2 triliun dolar (1,91 triliun dolar) itu menandakan ia menjadi jauh lebih besar dari keadaan tahun lalu.

Tren positif juga berlanjut di tahun 2020. Peningkatan 6,5 persen menjadi 103,44 miliar dolar membawa nasib baik untuk Citi. Keuntungannya semakin menanjak dengan rerata kenaikan 7,5 persen atau 19,40 miliar dolar. Meskipun aset yang dimiliki tak jauh berbeda dari tahun sebelumnya yakni di angka 1,95 triliun dolar. Sementara total ekuitasnya menyentuh angka 193,24 miliar dolar.

Capaian itu membawanya duduk di peringkat 70 daftar perusahaan raksasa berdasar total pendapatan atau Global 500 milik Fortune. 

Menelusuri asal usul Citigroup dianggap cukup sulit karena ratusan perusahaan telah menjadi bagian dari grup tersebut. Namun yang tertua didirikan pada 1812. Untuk itu, pada Selasa (17/11/2020) ini, Warta Ekonomi akan mengulas secara ringkas kisah dari Citigroup dalam artikel sebagai berikut.

Saat itu sekira 1812, sekelompok investor di NYC yang memiliki modal awal dua juta dolar mendirikan City Bank od New York. Langkah itu diinisiasi oleh Kolonel Samuel Osgood, kepala kantor pos dan komisaris perbendaharaan AS. Pekerjaan awal bank itu adalah menawarkan layanan kliring dan keuangan. 

Pada 1865 ketika sistem perbankan nasional AS diciptakan, National City Bank of New York adalah salah satu bank pertama yang bergabung dengan sistem dan memberi kontribusi pada Federal Reserve Bank of New York. 

Perusahaan jasa keuangan sebesar Citigroup terbentuk dari berbagai merger atau akuisisi. Di antaranya penggabungan Saloman Brothers yang didirikan pada 1910, Smith Barney didirikan pada 1873, Schroder and Co, Bank Hadlowy dan European American Bank pada 1921.

Terlepas dari silsilah yang mengesankan itu, Citigroup sebenarnya perusahan baru yang dibentuk dari penggabungan Citicorp dan Travelers Group dalam salah satu penggabungan terbesar dalam sejarah. Tanggal 7 April 1998, dewan direksi dan pemegang saham kedua perusahaan menyetujui merger tersebut. Niatnya untuk memaksimalkan peluang dalam berbagai bidang yang lebih luas daripada ketika menjadi perusahaan sendiri-sendiri.

Penggabungan tersebut akhirnya menciptakan raksasa layanan perbankan dan keuangan dengan kapitalisasi pasar senilai 140 miliar dolar, sedangkan total asetnya mencapai 700 miliar. Tidak heran jika cakupan Citigroup pada akhirnya ada di 100 negara, dengan 100 juta nasabah. 

Susunan direksi utamanya diambil dari masing-masing korporasi. Sandy Weill, pimpinan Travelers dan John Reed (pimpinan Citicorp) menjadi ketua bersama dan CEO dari perusahaan Citigroup yang baru. 

Sebelum menjadi satu grup besar, ada satu batu sandungan yang bernama Glass-Steagal Act of 1933. Undang-undang tersebut awalnya diberlakukan selama masa depresi tahun 1930-an. Isinya antara lain mengatur industri perbankan, khususnya melarang bank komersial dan investasi beroperasi di bawah kepemilikan bersama yang selama tahun-tahun depresi dianggp sebagai sumber konflik kepentingan dan penipuan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: