Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Paradigma Baru Bisnis Kopi Berbasis Konservasi

Paradigma Baru Bisnis Kopi Berbasis Konservasi Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Konsep kopi konservasi diproyeksi bakal diminati pasar di tengah makin tingginya perhatian konsumen terhadap lingkungan. Ketua Dewan Pengurus Sustainable Coffee Platform Indonesia (SCOPI), Irvan Helmi, mengatakan bahwa dalam industri kopi yang makin berkembang, terdapat hal-hal yang harus berjalan beriringan dengan kemajuan industri tersebut.

Di antaranya, bagaimana memberdayakan dan menciptakan kesempatan dari sisi ekonomi untuk para petani, memperkuat keamanan pangan, dan juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Pandangan ini juga diperkuat Agriculture and Economic Development Manager Danone Indonesia Budi Rahardjo.

Baca Juga: Asal Usul Kopi yang Kamu Minum Kini Dapat Ditelusuri

Ia mengatakan, kopi sebagai bagian dari tradisi masyarakat Indonesia perlu diperhatikan mulai dari lingkungan tumbuhnya hingga kesejahteraan petaninya. Selain untuk memberikan kesejahteraan kepada petani, tujuan yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga kualitas dan kuantitas air serta keberlanjutan lingkungan.

"Untuk itu, dibutuhkan pemahaman dari para mitra petani melalui berbagai pembekalan untuk dapat menerapkan sistem pertanian kopi yang ramah lingkungan," kata Budi di Jakarta, Jumat (18/12/2020).

Salah satu merek kopi yang menjalani konsep konservasi adalah Kopi Tirto. Keunikan Kopi Tirto adalah dari sisi budi dayanya, di mana dilakukan dengan sistem agroforestri ramah lingkungan yang dilengkapi dengan pembuatan rorak.

Sistem ini mampu membantu mengurangi air hujan langsung mengalir ke permukaan yang lebih rendah dan mengoptimalkan peresapan air hujan ke dalam tanah sehingga turut berkontribusi terhadap konservasi air.

Salah satu petani Kopi Tirto, I Ketut Kartika Yasa, mengungkapkan manfaat yang telah dirasakan sejak mendapatkan pelatihan tentang budi daya kopi konservasi. Ia mengungkapkan, sejak mengikuti program ini pada 2019, para petani kopi di Badung (Bali) mulai merasakan manfaat dari segi peningkatan penghasilan.

"Kami juga tidak khawatir lagi dengan kekeringan karena tanaman kopi itu juga mampu menyerap atau menampung debit-debit air hujan. Karena, air yang diserap nanti akan mengalir ke sungai-sungai," jelas Yasa.

Yasa juga berharap agar kopi yang dibudi daya melalui program kopi konservasi ini bisa mendapatkan kualitas kopi yang terbaik. "Selama program ini berjalan, kami selalu berusaha untuk berkembang. Dengan pendampingan dari Danone-AQUA, kami berharap bisa menghasilkan kopi dengan kualitas yang baik dan diminati oleh para penikmat kopi Tanah Air," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: