Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cokelat Berusia 120 Tahun Lebih Ditemukan, Bingkisan buat Ratu Inggris

Cokelat Berusia 120 Tahun Lebih Ditemukan, Bingkisan buat Ratu Inggris Kredit Foto: Unsplash/Lous Hansel Shots

Banjo Paterson dikirim ke Afrika Selatan pada bulan Oktober 1899 untuk meliput perang untuk harian Sydney Morning Herald dan the Age, kembali ke Australia hampir setahun kemudian.

Ada spekulasi jika Paterson membeli kaleng cokelat dari pasukan yang bertugas dan seperti banyak tentara lainnya, ia mengirimnya ke Australia.

Perusahaan cokelat sempat berselisih dengan Ratu Victoria

Ada kisah lain di balik kisah cokelat Banjo Paterson yang mengandung kontroversi.

Perusahaan Cadbury di Inggris mengatakan kepada ABC jika permintaan awal tahun 1899 dari Istana Buckingham adalah untuk membuat "70.000 sampai 80.000 pon kaleng coklat… yang dibayar dari uang pribadi [Ratu Victoria]" untuk pasukan di Afrika Selatan.

13001616-3x2-large.jpg?v=2

Menurut memo internal dari Cadbury Brothers, "kakao harus dibuat menjadi pasta dan dipermanis agar siap digunakan dalam kondisi kehidupan kamp dan siap pakai, juga kaleng harus dibuat dan didekorasi secara khusus."

Tetapi pemilik Cadbury adalah pecinta damai dan pada awalnya tidak ingin berurusan, apalagi memasok produk mereka untuk perang Boer.

Pesanan tersebut kemudian diubah dari kaleng kakao menjadi blok cokelat dan Cadbury pada awalnya menolak untuk mencantumkan namanya di kaleng atau cokelat di dalamnya.

Akhirnya Istana memenangkan tarik ulur diplomatik dengan Cadbury, karena Ratu bersikeras jika pasukannya tahu bahwa itu adalah cokelat Inggris yang "berkualitas baik".

Dan kualitasnya tampaknya terbukti cukup baik untuk bisa bertahan lebih dari satu abad dengan hanya mengalami sedikit kerusakan.

Konservasi dari penggalangan dana publik

Kaleng coklat dan kliping koran dari masa Banjo Paterson sebagai koresponden perang, dipegang sendiri oleh Banjo sampai kematiannya pada tahun 1941, kemudian diturunkan dari generasi ke generasi sebelum diakuisisi oleh National Library of Australia tahun lalu.

Sekarang Perpustakaan Nasional Australia ini telah memulai upaya untuk melestarikan dan mendigitalkan koleksi Banjo supaya bisa dibagikan kepada dunia.

Berkat daya tarik "The Banjo", pembiayaan untuk proyek tersebut datang melalui penggalangan dana publik.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: