Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akhir Tahun Munculkan Varian Baru Corona, Bukan Cuma Inggris tapi...

Akhir Tahun Munculkan Varian Baru Corona, Bukan Cuma Inggris tapi... Kredit Foto: Unsplash/Chris Lawton
Warta Ekonomi, London -

Strain baru COVID-19 yang melanda Inggris selatan membuat negara itu menerapkan pengetatan aturan pembatasan ketat. Sementara, negara-negara Eropa melarang penerbangan dari Inggris.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan bahwa varian baru virus itu 70% menular lebih cepat. Johnson menambahkan bahwa strain baru COVID-19 dikhawatirkan menjadi penyebab lonjakan infeksi kasus COVID-19 di London dan Inggris selatan.

Baca Juga: Mutasi Baru Corona Muncul di Inggris, Bos WHO Ambil Langkah Ini

Namun, Inggris menekankan bahwa otoritas kesehatan tidak menemukan bukti bahwa mutasi virus ini lebih mematikan, menyebabkan penyakit lebih parah atau bahkan vaksin kurang efektif melawannya.

Peter Kremsner, direktur Rumah Sakit Universitas Tübingen, mengatakan kepada DW bahwa dia tidak melihat alasan untuk membatasi perjalanan dari dan ke Inggris.

"Menutup perbatasan bukanlah ide yang baik, terutama di Uni Eropa," kata Kremsner pada Senin (21/12/2020).

"Kita harus bekerja sama sesama negara anggota dan bersama-sama untuk memerangi pandemi ini. Kita hanya bisa berhasil memerangi penyakit yang menghancurkan ini bila dilakukan secara bersama-sama'' tambahnya.

Negara-negara Eropa mengonfirmasi kasus serupa

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (European Center for Disease Prevention and Control / ECDC) mengatakan pada Senin (21/12) bahwa diperlukan ‘‘upaya tepat waktu‘‘ untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran varian COVID-19 baru.

ECDC mengatakan beberapa kasus dengan varian baru COVID-19 sudah terdeteksi di Islandia, Denmark, dan Belanda. ECDC juga mengutip laporan media yang mengonfirmasi kasus serupa di Belgia dan Italia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: