Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Carrefour, Peritel Papan Atas Prancis yang Tersebar di Penjuru Dunia

Kisah Perusahaan Raksasa: Carrefour, Peritel Papan Atas Prancis yang Tersebar di Penjuru Dunia Kredit Foto: Reuters/Nacho Doce
Warta Ekonomi, Jakarta -

Carrefour adalah peritel multinasional papan atas dunia yang memiliki markas pusat di Prancis. Sebagai salah satu pengecer terbesar, raksasa ini mengoperasikan lebih dari 10.300 toko, baik di Prancis dan di luar negeri. Khusus di luar negeri terdapat nama dagang lain seperti Champion, Shopi, Marche Plus, Dia, Ed dan Promocash. 

Dalam catatan tahun 2020, nama Carrefour terpampang dalam daftar perusahaan terkaya Fortune Global 500. Dengan pendapatan per tahun 85,90 miliar dolar AS, Carrefour terselamatkan dan masuk dalam 100 besar dunia. Keuntungannya tahun ini mencapai 1,26 miliar dolar, sedangkan asetnya senilai 57,02 miliar dolar.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Bisnis Chaebol Sederhana Antarkan SK Holding Jadi Konglomerat ke-4 Korsel

Seperti apa kisah perjalanan perusahaan raksasa Carrefour? Pada Selasa (5/1/2021), Warta Ekonomi akan mengulas secara ringkas petualangannya dalam artikel sebagai berikut.

Rectangle%201.png

Carrefour dimulai di Paris, Prancis oleh keluarga Marcel Fournier dan Louis Deoffrey pada 1959. Kedua pria itu memiliki latar belakang keluarga mapan dan juga giat karena masing-masing amat ingin mengembangkan bisnisnya dengan membangun supermarket besar.

Fournier sudah mendirikan toko serba ada Grand Magasin de Nouveautés Fournier d'Annecy dan memiliki koneksi di perusahaan supermarket Kasino. Sementara Defforey adalah presiden Badin-Defforey di Lagnieu.

Pada saat itu, seorang pengusaha bernama Edouard Leclerc mendirikan supermarket di wilayah Rhine-Alps. Dalam perjalanannya, ia mengumumkan rencana membuka toko di Annecy.

Dalam kasus itu Fournier dan Defforey tahu bahwa, untuk bisa bersaing, mereka harus membuka toko mereka sebelum Leclerc membuka tokonya. Jadi, Fournier menawarkan ruang bawah tanah toserba miliknya, Grand Magasin de Nouveautés Fournier, untuk digunakan oleh Carrefour. Toko semi ini dibuka pada 7 Januari 1960, enam bulan sebelum pembukaan toko yang lebih besar, dan langsung sukses.

Ancaman persaingan dari Leclerc mendorong Fournier dan Defforey untuk menawarkan harga terendah yang mereka bisa. Dan, ternyata, Leclerc tidak pernah membangun supermarket kompetitif di Annecy.

Rectangle%203_0.png

Carrefour melakukan kampanye iklan sebelum membuka toko utamanya. Publisitas itu efektif. Toko dibuka pada tanggal 3 Juni 1960, mencapai penjualan yang jauh melampaui ekspektasi dan menarik 15.000 pelanggan dalam dua hari pertama. Dalam waktu kurang dari tiga minggu, Carrefour mendapatkan penjualan 290.000 franc Prancis, angka yang dilaporkan oleh sebagian besar pedagang grosir independen selama satu tahun penuh.

Meskipun Carrefour tidak mengadopsi toko berdimensi besar --dengan banyak kasir dan lorong-- seperti di Amerika Serikat, mereka membangun fasilitas yang relatif besar dan mengintegrasikan gagasan harga rendah pada setiap produk. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: