Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Orang-orang Belanda Masih Gak Bisa Keluar saat Malam, Duh Tertib Dulu Deh!

Orang-orang Belanda Masih Gak Bisa Keluar saat Malam, Duh Tertib Dulu Deh! Kredit Foto: AFP
Warta Ekonomi, Amsterdam -

Pemerintah Belanda memastikan tidak akan mencabut jam malam, meskipun sejumlah warga memprotes keras kebijakan itu.

Kota-kota di Belanda kini lebih tenang setelah tiga malam diguncang kerusuhan yang dipicu protes warga atas pemberlakukan jam malam. Sekitar 500 orang ditahan dalam unjuk rasa itu. Negeri Kincir Angin memberlakukan jam malam untuk memutus penularan Covid-19. Beberapa pemerintah kota telah memberikan wewenang ekstra kepada polisi untuk mendisiplinkan warga.

Baca Juga: Orang-orang Melunak, Huru-Hara di Kota-kota Belanda Mulai Tenang

Pemerintah Belanda menegaskan tetap melakukan jam malam pukul 21.00 hingga pukul 4:30.

Menurut Menteri Kehakiman Ferd Grapperhaus, jam malam akan berlangsung hingga 9 Februari. Ini adalah sebagai langkah penting bagi Negara Tulip itu untuk menurunkan kasus Covid-19.

“Anda tidak (harus) menyerah kepada orang-orang yang memecahkan jendela toko,” kata Menteri Keuangan Wopke Hoekstra.

Dilansir AFP, polisi mengatakan, tidak ada insiden besar terjadi di Amsterdam, Rotterdam atau Den Haag, lokasi kerusuhan.

Sekelompok anak muda berkumpul dan menyalakan kembang api di Amsterdam Selasa malam (26/1/2021).

“Tak kurang dari 30 orang ditangkap di kota pelabuhan Rotterdam karena vandalisme dan melanggar jam malam, tetapi tidak ada insiden serius,” kata polisi.

Setidaknya, ada 500 orang telah ditangkap setelah Belanda memberlakukan jam malam pertama sejak Perang Dunia II. Polisi menyebutnya kerusuhan di beberapa kota di Belanda adalah yang terburuk dalam empat dekade. Terakhir, kerusuhan besar terjadi pada 1980-an, ketika penggusuran gedung-gedung yang diduduki secara ilegal, memicu bentrokan dengan penghuni liar.

Kepala Polisi Belanda Henk van Essen mengutuk kekerasan tersebut. Baginya, kekerasan tidak ada hubungannya dengan hak untuk berdemonstrasi.

Di Twitter, Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan, aksi itu sebagai tindakan kriminal yang harus dihentikan.

Sebelumnya, pada pekan lalu, Pemerintah Belanda mengumumkan jam malam. Kebijakan ini didukung mayoritas anggota parlemen. Pengecualian aturan itu diperbolehkan, bagi orang yang harus bekerja, menghadiri pemakaman atau mengajak anjing jalan-jalan. Dengan syarat, mereka menunjukkan surat keterangan.

Aksi protes terhadap kebijakan itu bermula dalam skala kecil pada Sabtu malam (23/1/2021), dengan satu kerusuhan di desa utara Urk. Lalu, sehari setelahnya menyebar ke kota lain. Polisi menggunakan meriam air, gas air mata dan menurunkan aparat berkuda untuk membubarkan perusuh di kota Eindhoven dan di Amsterdam.

Saat operasi pembersihan dimulai, walikota dari beberapa kota bereaksi keras. Walikota Rotterdam Ahmed Aboutaleb menyebut para perusuh sebagai pencuri yang tidak tahu malu.

“Apa enaknya bangun di pagi hari dengan barang curian di sebelahmu?” sindir Aboutaleb.

Belanda disebut-sebut berada dalam posisi yang paling berat sejak masa pandemi. Bar dan restoran tidak boleh buka sejak Oktober. sekolah dan toko non-esensial tutup sejak Desember. Lebih dari 13.600 orang telah meninggal di Belanda sejak pandemi.

Media Belanda mengatakan, para pengunjuk rasa berasal dari aktivis anti-lockdown garis keras. Mereka kebanyakan anak muda. Padahal, Belanda adalah negara yang hingga saat ini memiliki beberapa aturan Covid-19 paling longgar di Eropa.

Negara tetangga Belgia, yang juga memberlakukan jam malam, khawatir akan meluasnya kerusuhan di Belanda. Namun, karena keadaan di Belanda sudah terkendali, negara yang terkenal dengan coklat itu sudah bisa tenang.

“Kami menanggapi ini dengan sangat serius. Karena kami dekat dengan perbatasan Belanda,” tandas Paul Van Miert, Walikota Turnhout di Belgia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: