Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bulan Kering Pertengahan 2021, Ini Tantangan yang Perlu Diwaspadai Pelaku Sawit

Bulan Kering Pertengahan 2021, Ini Tantangan yang Perlu Diwaspadai Pelaku Sawit Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertumbuhan produksi minyak sawit nasional sepanjang tahun 2021 diperkirakan akan mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan growth peningkatan produksi tahun 2019-2020. Wakil Ketua Umum III Gapki, Togar Sitanggang, memproyeksikan, produksi CPO Indonesia pada tahun 2021 mencapai 49 juta ton, atau meningkat sebesar 3,5 persen dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 47,4 juta ton.

Senada dengan ini, peneliti PPKS juga memperkirakan bahwa produksi CPO di tahun 2021 meningkat menjadi 48,40 juta ton. Proyeksi produksi tersebut telah mengakomodasi asumsi seperti komposisi tanaman, Kelas Kesesuaian Lahan (KKL), kondisi iklim, pemupukan, serta rendemen minyak.

Baca Juga: Sawit Luar Biasa! Minyak Jelantah Saja Bisa Jadi Bahan Baku Energi Ramah Lingkungan

Salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan peningkatan produksi minyak sawit Indonesia tersebut adalah faktor iklim. BMKG memprediksikan beberapa wilayah di Indonesia seperti di Kalimantan Utara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku & Maluku Utara, Papua Barat bagian utara, dan Papua bagian tengah akan memasuki musim kering pada Mei–Juli 2021. Senada dengan BMKG, North American Multi-Model Ensemble (NMME) juga memprediksikan Indonesia akan memasuki siklus bulan mulai Juli 2021.

"Peneliti Agroklimat PPKS juga memperkirakan bahwa Indonesia akan mengalami kemarau basah, di mana terjadi musim kering, tetapi curah hujan tetap tinggi sebagai dampak dari terjadinya La Nina. Kondisi iklim yang demikian merupakan favourable climate bagi tanaman kelapa sawit karena ketersediaan air dan radiasi matahari cukup sehingga berimplikasi pada peningkatan produktivitas tanaman," seperti dilansir dari laman Palm Oil Indonesia.

Meskipun kondisi iklim dengan curah hujan yang masih relatif tinggi menguntungkan tanaman kelapa sawit, hal ini juga menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh para pelaku perkebunan sawit. Salah satu tantangan yang perlu diwaspadai dalam produksi minyak sawit terkait dengan mewabahnya hama dan penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit.

Peneliti dari PPKS, Agus Eko Prasetyo M.Si, mengungkapkan beberapa jenis penyakit dan hama yang akan menjadi ancaman bagi kelapa sawit: penyakit Ganoderma, hama Oryctes rhinoceros, hama kumbang moncong (Rhynchophorus spp dan Sparganobasis subcruciata), serta penyakit busuk pucuk (sprear rot).

Seperti dilansir dari laman Palm Oil Indonesia, solusi yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan terkait dengan hama dan penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit adalah dengan menjalankan early warning system secara berkesinambungan dengan program pengelolaan hama dan penyakit yang tepat secara ekonomi dan ekologi.

Selain itu, mengaplikasikan kultur teknis yang sesuai standar (good agricultural practices/GAP) juga menjadi kunci untuk menjaga kesehatan tanaman. Namun, jika sudah terjadi serangan hama atau penyakit, perlu introduksi teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) berbasis agroekosistem.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: