Perlahan Namun Pasti, Harga Emas Terus Merangkak Dekati US$3.000/ons

Logam mulia terus bergejolak, kali ini pasar fokus terhadap harga emas yang menguat dalam perdagangan di Senin (24/2). Didukung sejumlah katalis, pasar optimistis bahwa harga emas akan menembus angka dari US$3.000.
Dilansir dari Reuters, Selasa (25/2), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah komoditas logam mulia global. Selain emas, semua komoditas logam mulia utama tercatat mengalami koreksi:
- Emas spot: Naik 0,4% menjadi US$2.947 per ons.
- Emas berjangka Amerika Serikat (AS): Naik 0,3% menjadi US$2.961,80 per ons.
- Perak spot: Turun 0,3% menjadi US$32,45 per ons.
- Platinum: Melemah 0,5% menjadi US$964,75 per ons.
- Paladium: Merosot 1,2% menjadi US$957,54 per ons.
Chief Market Analis Exinity Group, Han Tan mengatakan bahwa harga emas melanjutkan reli menyusul sejumlah katalis, termasuk pelemahan dari Dolar AS. Pelemahan tersebut membuat aliran dana terus masuk ke pasar emas.
"Penurunan dolar bulan ini telah memungkinkan harga emas spot tetap berada di sekitar rekor tertingginya, didukung oleh lonjakan arus masuk ke dana yang didukung emas," kata Han Tan.
Selain itu, lemahnya dolar juga membuat harga emas menjadi lebih terjangkau untuk investor yang menggunakan mata uang lain serta berada di luar dari AS.
Di sisi lain, ancaman perang datang yang terus mengintai akibat ketidapastian soal implementasi kebijakan tarif impor terus mendorong harga emas hingga semakin meningkatkan fokus investor pada level US$3.000/ons.
Tan mengatakan emas dianggap sebagai investasi yang aman selama masa ketidakpastian hanya tinggal menunggu waktu untuk menembus angka dari US$3.000/ons.
Meski demikian, ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi bisa mengurangi daya tarik aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas.
"Para investor tampaknya yakin bahwa hanya tinggal menunggu waktu sebelum emas menembus level US$3.000. Mereka mencermati risiko bahwa pemangkasan suku bunga berikutnya mungkin harus ditunda lebih lama ke akhir tahun ini," tutur Tan.
Kini pasar menaruh perhatian lebih ke Federal Reserve (The Fed). Pasar memperkirakan bahwa pemangkasan suku bunga pertam tahun ini akan dilakukan pada bulan September.
Baca Juga: Ekonom Yakini Danantara Bisa Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi RI
Untuk mendapatkan gambaran lebih dalam mengenai kebijakan bank sentral, pasar tengah fokus untuk mengamati laporan Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS di Jumat, 28 Februari 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement