Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Royal Ahold Delhaize, Peritel Bergelar Bangsawan dengan Cuan USD74 M

Kisah Perusahaan Raksasa: Royal Ahold Delhaize, Peritel Bergelar Bangsawan dengan Cuan USD74 M Logo perusahaan Royal Ahold Delhaize NV. | Kredit Foto: Reuters/Eva Plevier

Ahold

Koninklijke Ahold atau Ahold adalah perusahaan ritel kenamaan Belanda yang berasal dari Zaandam. Perusahaan memulai bisnisnya pertama kali di tahun 1887, ketika Albert Heijn Senior membuka Albert Heijn Grocery store di Oostzaan. Grosiran itu berkembang hingga paruh pertama abad ke-20.

Di bawah kepemimpinan cucu pendiri, Albert dan Gerrit Jan Heijn, perusahaan terus memberikan pengaruh yang signifikan pada ritel makanan di Belanda dalam empat dekade berikutnya. Sebagai perintis belanja swalayan, dan pengembangan label pribadi dan non- makanan sebagai kategori toko kelontong.

Perusahaan juga memengaruhi perkembangan kuliner di Belanda. Ahold lantas mempopulerkan produk seperti anggur, sherry dan buah kiwi, berkontribusi pada pengenalan lemari es di rumah tangga Belanda dan memperkenalkan barang-barang kenyamanan, seperti makanan siap saji dan pizza beku, kepada konsumen Belanda.

Albert Heijn menjadi jaringan grosir terbesar di Belanda selama masa ini, dan berkembang menjadi toko minuman keras dan toko perawatan kesehatan dan kecantikan pada tahun 1970-an. Pada tahun 1973, perusahaan induk berganti nama menjadi "Ahold", singkatan dari Albert Heijn Holding."

Pada pertengahan 1970-an, perusahaan mulai berkembang secara internasional. Mereka mengakuisisi perusahaan di Spanyol dan Amerika Serikat. 

Di bawah tim kepemimpinan baru, yang untuk pertama kalinya tidak memasukkan anggota keluarga Heijn. Perusahaan mempercepat pertumbuhannya melalui akuisisi pada paruh kedua tahun 1990-an di Amerika Latin, Eropa Tengah, dan Asia.

Ahold menerima gelar "Royal" dari Ratu Belanda Beatrix pada tahun 1987. Gelar tersebut diberikan kepada perusahaan yang telah beroperasi secara terhormat selama seratus tahun. Pada tahun yang sama Gerrit Jan Heijn, eksekutif Ahold dan satu-satunya saudara laki-laki Albert Heijn, diculik untuk ditebus dan dibunuh.

Ahold pada 1996 memiliki 70 persen saham gabungan dari Hero Supermarket pemegang Super Indo. Di tahun 2002, total kepemilikan sahamnya naik menjadi 100 persen.

Lebih lanjut, Ahold mengumumkan hasil tinjauan strategis utama bisnisnya untuk tahun 2006. Hasil review tersebut, Ahold meluncurkan strategi pertumbuhan yang menguntungkan dengan fokus memperkuat posisi kompetitif ritelnya, khususnya di AS.

Perusahaan berfokus pada membangun mereknya dengan menciptakan penawaran produk dan layanan yang lebih baik, memberikan posisi harga yang lebih baik dan menurunkan biaya operasional; dan mereorganisasi perusahaan menjadi dua organisasi kontinental yang dipimpin oleh Chief Operating Officer.

Sebagai bagian dari strategi, Ahold lebih memfokuskan portofolionya, termasuk divestasi US Foodservice (diselesaikan pada Juli 2007, kepada CD&R dan KKR sebesar 7,1 miliar dolar), Tops (diselesaikan pada Desember 2007, senilai 310 juta dolar kepada Morgan Stanley Private Equity ) dan operasi perusahaan di Polandia (selesai Juli 2007, ke Carrefour).

Perusahaan membuat kemajuan yang solid dalam menyampaikan strateginya di bawah kepemimpinan John Rishton, yang ditunjuk sebagai CEO pada November 2007, yang telah menjadi bagian dari tim yang mengembangkan strategi dalam peran sebelumnya sebagai CFO.

Ahold mengumumkan fase baru dari strategi pertumbuhannya, "Reshaping Retail", di tahun 2011. Strategi ini memiliki enam pilar --tiga dirancang untuk menciptakan pertumbuhan dan tiga untuk memungkinkan pertumbuhan ini. Enam pilar tersebut adalah meningkatkan loyalitas pelanggan, memperluas penawaran kami, memperluas jangkauan geografis, kesederhanaan, ritel yang bertanggung jawab, dan karyawan kami.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: