Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ngeri Dibakar, Taiwan Perintahkan Bisnis-bisnis di Myanmar Kibarkan Bendera

Ngeri Dibakar, Taiwan Perintahkan Bisnis-bisnis di Myanmar Kibarkan Bendera Dokter berpartisipasi dalam perayaan Hari Nasional di depan Gedung Kepresidenan di Taipei, Taiwan, Sabtu (10/10/2020). | Kredit Foto: Antara/REUTERS/Ann Wang

Kedubes menggambarkan situasinya sangat parah. Namun mereka tak menyinggung soal kekerasan yang dilakukan mili­ter Myanmar terhadap demon­stran.

“China mendesak Myanmar mengambil langkah lebih lanjut untuk menghentikan semua tin­dakan kekerasan, menghukum pelaku sesuai dengan hukum, dan menjamin keselamatan jiwa dan properti perusahaan dan staf warga China di Myanmar,” bu­nyi pernyataan Kedubes China, dikutip Reuters, kemarin.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pembakaran pabrik-pabrik tersebut. Sentimen anti China meningkat sejak kudeta yang menjerumuskan Myanmar ke dalam kekacauan.

Kawasan industri di Hlaing Thaya didominasi pabrik gar­men. Sebagai kota industri, Hlaing Thaya dihuni banyak pekerja migran dari berbagai kota di Myanmar.

Stasiun televisi Myawadday yang dikelola militer melapor­kan, pasukan keamanan bertin­dak setelah empat pabrik gar­men serta pabrik pupuk dibakar dengan sengaja oleh orang tak dikenal.

Setelah itu, sekitar 2.000 orang memblokade kendaraan pemadam kebakaran yang hen­dak memadamkannya. Sejauh ini militer enggan memberi­kan komentar terkait kejadian tersebut.

Dokter Sasa, perwakilan ang­gota parlemen yang dikudeta, menyuarakan solidaritas terhadap warga Hlaing Thaya.

“Para pelaku, penyerang, musuh rakyat Myanmar, serta SAC (Dewan Administrasi Negara sebutan rezim militer) yang jahat akan dimintai pertanggungjawa­ban atas setiap tetes darah yang tumpah,” tegasnya.

Berdasarkan data AAPP, dengan 39 korban tewas ini, jumlah total kematian dalam unjuk rasa menentang kudeta Myanmar menjadi 126 orang. Serta lebih dari 2.150 orang ditahan, sebanyak 300 di antaranya telah dibebaskan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: