Kisah Perusahaan Raksasa: Renault, Pabrik Otomotif Prancis Gagal Ngebut Kejar Cuan karena Hal Ini
Aliansi Renault-Nissan sedang mengkonsolidasikan sinergi dan terus tumbuh. Dengan penebusan Samsung Motors dan Dacia, Renault mempercepat internasionalisasinya. Peluncuran Logan merupakan inti dari strategi untuk menaklukkan pasar negara berkembang.
Setelah tahun 2000, Renault meluncurkan serangkaian kendaraan yang kurang sukses seperti Avantime dan Vel Satis, tetapi juga terus sukses dengan seri yang lebih lama seperti Clio, Laguna, dan Megane. Sekarang pemerintah memiliki 15,7 persen dari perusahaan, yang telah membeli mobil Rumania yang memproduksi Dacia dan Samsung Korea Selatan belum lagi 20% dari Volvo (rumor terbaru mengatakan bahwa Renault menarik dalam pembelian total).
Menurut Organisasi Internationale des Constructeurs d'Automobiles, pada 2016 Renault adalah produsen mobil terbesar kesembilan di dunia berdasarkan volume produksi. Pada 2017, Renault –Nissan– Mitsubishi Alliance telah menjadi penjual kendaraan ringan terbesar di dunia.
Posisi kuat Renault kian menguntungkan. Perusahaan memiliki 43,4 persen saham dengan beberapa suara di Nissan Jepang, dan 1,55 persen saham di Daimler AG. Sedangkan, pemerintah Prancis memiliki 15 persen saham Renault.
Lebih lanjut, tahun 2020, fokus perusahaan dengan cepat beralih ke peraturan ketat yang akan datang seputar emisi kendaraan. Ini berarti fokus pada opsi hybrid full hybrid dan plug-in dari jajaran Clio, Captur dan Megane, serta melanjutkan kemajuan dengan ZOE.
Model-model baru ini secara drastis mengurangi emisi knalpot dari rangkaian Renault sambil tetap sederhana untuk dikendarai dan mudah digunakan oleh pelanggan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: