Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sekolah Dibakar, Puskesmas Juga, Heran Seheran-herannya, Kok Ada Sih Orang yang Belain OPM?

Sekolah Dibakar, Puskesmas Juga, Heran Seheran-herannya, Kok Ada Sih Orang yang Belain OPM? Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pegiat media sosial, Eko Kuntadhi mengaku heran dengan pihak-pihak yang masih memberikan pembelaan kepada Organisasi Papua Merdeka (OPM) dengan alasan HAM.

Padalah, tindakan OPM sangat brutal, bahkan masuk katagori tindakan teror dengan membakar sekolah, rumah guru dan Puskesmas.  Baca Juga: Makin Kurang Ajar, KKB Pakai Ngancem Habisi Semua Suku Jawa, Polri Kasih Balasan Telak!

"Minggu malam lalu, para teroris OPM di Papua membakar sekolah, rumah guru dan Puskesmas. Korbannya adalah rakyat Papua," tulisnya dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Selasa (4/5/2021).

"Di tempat lain. Orang membela para teroris itu dengan alasan HAM! Apakah HAM hanya utk para teroris?" lanjut dia.

Sebelumnya Anggota DPD RI dari Papua, Filep Wamafwa bereaksi keras terhadap Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Hal tersebut terkait wacana BNPT yang akan menetapkan Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai organisasi teroris. Baca Juga: Bikin Sedih, 95 Nyawa Melayang Akibat Aksi Brutal KKB Teroris di Papua Selama 3 Tahun

"Kekecewaan masyarakat bukan OPM, tapi pada pelaku pelanggaran HAM juga dilakukan oleh oknum aparat negara," tegasnya dalam keterangannya.

Menurutnya, lebih baik pemerintah fokus dalam menangani persoalan utama yaitu penuntasan sejumlah kasus pelanggaran HAM terhadap rakyat sipil Papua.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofam Selasa (4/5), menyebutkan fasilitas yang dibakar dan dirusak oleh KKB yaitu lima ruang kelas SD Mayuberi, rumah dinas guru, gedung lama Puskesmas Mayuberi.

Selain itu, kelompok bersenjata yang kini dikategorikan sebagai kelompok teroris itu juga merusak fasilitas Jembatan Kimak, Jalan Tagaloa dan Jalan Wuloni (pintu angin).

Baca Juga: Viral Video KKB Teroris Tembaki Warga Terluka hingga Tewas, Sadis!

Baca Juga: Pola Pengejaran KKB Teroris di Papua Akan Dievaluasi, Polri Akui Bakal Atur Strategi Baru

Kejadian itu baru diketahui setelah seorang warga bernama Joni Elatotagam datang melapor ke Kepala Distrik (Camat) Ilaga Utara yang berada di Kimak, pada Senin (3/5).

"Bapak Joni Elatotagam melaporkan bahwa telah terjadi pembakaran yang berawal pada hari Minggu (2/5) sekitar pukul 22.30 WIT. Saat berada di Kampung Uloni, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Bapak Joni Elatotagam melihat kumpulan asap hitam tebal yang berasal dari Kampung Mayuberi sekitar pukul 23.00 WIT," tutur Kombes Kamal.

Atas kejadian itu, Joni Elatotagam bergegas menuju Polres Puncak di Kota Ilaga pada Senin (3/5) untuk melaporkan situasi yang terjadi di Mayuberi.

"Bapak Joni Elatotagam menyampaikan bahwa ada tiga titik ruas jalan yang dirusak oleh KKB yaitu Jalan Kimak, Jalan Tagaloa dan Jalan Wuloni Pintu Angin. Jalan-jalan tersebut digali dengan kedalaman 25 sampai 40 centimeter," ujar Kombes Kamal.

Saat melakukan aksinya itu, kelompok KKB membagi tugas, ada yang bertugas membakar gedung lama puskesmas dan gedung SD Mayuberi, sementara kelompok yang lain bertugas merusak tiga titik ruas Jalan Mayuberi, Jalan Kimak dan Jalan Wuloni.

Ada juga kelompok bersenjata lainnya mengawal di pinggir jalan untuk mengamankan para simpatisan-nya yang bekerja melakukan pengrusakan fasilitas umum tersebut.

"Menurut laporan Bapak Joni Elatotagam, ada banyak sekali simpatisan KKB yang membantu melakukan pembakaran gedung sekolah dan puskesmas serta pengrusakan fasilitas jalan," ungkap-nya.

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengatakan pascaterjadi kasus pembunuhan dua guru yang bertugas di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak pada 8 dan 9 April 2021, aparat TNI dan Polri dikirim ke Beoga untuk melakukan pemulihan keamanan sekaligus melakukan penegakan hukum terhadap pelaku penembakan dua guru tersebut.

Selain ke Beoga, pasukan gabungan TNI dan Polri juga dikirim ke Ilaga untuk menyekat ibu kota Kabupaten Puncak itu dari gangguan KKB.

Kapolda Papua mengultimatum kelompok teroris bersenjata di Papua itu untuk menghentikan segala bentuk tindak kekerasan.

"Tidak boleh lagi ada yang melakukan kekerasan bersenjata maupun kejahatan lainnya yang membuat masyarakat menjadi trauma, takut, dan merasa terintimidasi. Karena itu upaya penegakan hukum akan terus kami lakukan secara tegas dan terukur," kata Irjen Fakhiri.

Personel gabungan TNI dan Polri yang ada saat ini di Papua, katanya, akan berupaya maksimal untuk secepatnya menangkap para gembong KKB yang selama ini menjadi aktor utama dibalik serangkaian aksi kekerasan bersenjata di wilayah pegunungan Papua.

"Tentu kami dari kepolisian berusaha maksimal untuk menangkap mereka hidup-hidup agar jaringannya terungkap. Tapi kalau mereka melawan, kami akan lumpuhkan. Sampai sekarang kami masih terus bekerja," ujar Irjen Fakhiri.

Dalam rangka itu pula, Polda Papua bersama unsur TNI setempat terus melakukan penggalangan ke semua elemen masyarakat dan pemerintah daerah agar mereka tidak takut dan segera memisahkan diri dari kelompok bersenjata yang sekarang telah ditetapkan sebagai kelompok teroris itu. (Antara)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: