"Justru relasi yang tidak cukup mulus itu kan dengan DPD PDIP Jawa Tengah dan yang di kota dan kabupaten. Nah, yang kota dan kabupaten ini kan tergantung sama partainya, terutama yang dikomandani sama Bambang Pacul (Bambang Wuryanto) itu," ujarnya.
Tidak mulusnya relasi ini, dia berpendapat, tidak terjadi baru-baru ini, melainkan sejak lama, sedikitnya semenjak momen pilkada tahun 2018 pencalonan untuk periode kedua.
Gejala itu, menurutnya, efek dari sistem politik yang tidak meniscayakan ketua partai pemenang pemilu menjadi pemimpin pemerintahan sehingga rentan memicu konflik.
"Misal, di Eropa itu kan ketua partai politik otomatis jadi perdana menteri. Kalau di kita kan enggak. Semua kader parpol yang punya potensi kan bisa saja melakukan berbagai upaya untuk mendapat dukungan masyarakat," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat