Dahlan Iskan Takjub! Tanaman Porang Ternyata Tak Hanya untuk Shirataki!
Namun, Johan bercerita bahwa pada tahun 1990, perusahaannya sudah mengekspor shirataki basah yang hari ini dikonsumsi banyak orang. Sementara zaman dahulu, orang Indonesia mengonsumsi banyak kalori sehingga tidak cocok momennya untuk di Indonesia. Sejak itulah, PT Ambico fokus pada ekspor hingga sekarang.
"Baru tiga tahun terakhir, ekspor dibalap oleh konsumsi lokal," cerita Johan.
Lebih lanjut, Johan bercerita, setelah lulus kuliah di Waseda University, selama satu setengah tahun Johan berkeliling pabrik makanan di Jepang dengan bekerja kasar. Johan terus mendalami disiplinnya pabrik Jepang, hingga teknoloi, metode kerja, dan lain sebagainya. Namun, menurut Johan, dari sejak ia bergabung pada tahun 2002 hingga tahun 2021 ini, penerapannya baru 80 persen.
Sebagai generasi ketiga, Johan mengaku bahwa perjalanan masih panjang. Bisnisnya baru berkembang belakangan ini. Bahkan, selama 20 tahun pertama, pabrik porang ini terus merugi sampai karyawannya bingung bekerja memproduksi apa. Tetapi, kakek Johan memiliki misi dan visi jangka panjang, yang baru dirasakan di era Johan. Kakeknya juga yakin bahwa produk ini akan bisa membantu orang.
Johan sendiri termasuk orang yang mengonsumsi shirataki dicampur beras merah. Hal ini karena shirataki tinggi akan serat sehingga ia bisa mengontrol berat badan. Dan glukomanan dari porang sendiri bisa digunakan untuk berbagai hal bagi masyarakat Eropa dan Amerika. Karena itu, Johan melihat pasar porang di jagat internasional sangat besar.
Terlebih, konsumsi shirataki di Indonesia telah bergeliat karena masyarakat sudah mulai peduli terhadap kesehatan. Ini karena shirataki memiliki serat yang tinggi, menambah daya tahan tubuh, bahkan untuk orang-orang pengidap autisme bisa membuat mereka lebih stabil. Selain makanan, porang juga bisa digunakan untuk kosmetik dan lain sebagainya.
Johan bercerita bahwa dahulu mereka 90 persen ekspor, tetapi kini sudah seimbang antara ekspor dan untuk dalam negeri, bahkan permintaan lokal bisa melebihi ekspor. Karena itulah, Johan mengambil porang dari seluruh Indonesia untuk memenuhi permintaan. Dan Johan bisa mengumpulkan sampai 1.000 ton dengan standar bahan baku yang tinggi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: