Meledaknya kasus Covid-19 di Indonesia membuat sejumlah negara menutup penerbangan dari dan menuju Indonesia.
Setelah Hong Kong, Oman juga telah melarang penerbangan asal Indonesia masuk ke negaranya mulai Jumat (9/7/2021). Uni Emirat Arab juga melarang penerbangan dari Indonesia mulai Minggu (11/7/2021).
Negara tetangga Singapura juga ikutan. Singapura rencananya akan mulai diberlakukan pada Senin (12/7/2021. Tak cuma itu, pelancong yang tercatat punya riwayat perjalanan ke Indonesia dalam 3 minggu terakhir, juga tak diizinkan transit di Negeri Singa tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Novie Riyanto mengatakan, penutupan penerbangan oleh negara-negara lain merupakan hal wajar. Pemerintah menghormati keputusan mereka. Baca Juga: Kasus Covid-19 Masuk Lagi dari Empat Negara Termasuk Indonesia, China Langsung Tutup Penerbangan
Apalagi, kata Novie, dampaknya juga tidak berpengaruh besar bagi Indonesia. Karena, untuk angkut penumpang memang dilarang tapi logistik dan barang tetap masih diperbolehkan.
"Ketika penerbangan ditutup dampak yang paling akan terasa adalah pergerakan kargo yang biasanya dititip di belly pesawat penumpang," katanya kepada RM.id, Minggu (11/7/2021).
Menurut dia, saat ini pesawat penumpang sudah diizinkan untuk bisa angkut kargo (kosong penumpang). “Praktik ini umum dilakukan oleh maskapai sipil yang mengangkut kargo," jelasnya. Baca Juga: Angka Kesembuhan Covid-19 Capai 28.561 Orang Per 10 Juli 2021, Angka Kematian 826 Orang
Saat ditanyakan, kapan Indonesia ikut menutup sementara penerbangan dari internasional seperti negara-negara lainnya? Novie mengaku kewenangan itu bukan ada di Kemenhub.
Sebelumnya, Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta mencatat, 24.594 warga negara asing (WNA) telah memasuki Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta selama periode 1 Juni-6 Juli 2021.
Lima negara mendominasi kedatangan dari puluhan ribu WNA tersebut. Lima negara itu adalah China, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Rusia.
China ada 5.298 orang, Jepang 2.155 orang, Korea Selatan 1.731 orang, Amerika Serikat 1.728 orang, dan Rusia 984 orang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: