Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Riset UGM: Terjadi Kepanikan di tengah Masyarakat saat PPKM Darurat

Riset UGM: Terjadi Kepanikan di tengah Masyarakat saat PPKM Darurat Kredit Foto: Antara/Novrian Arbi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perasaan cemas masyarakat belakangan ini meningkat semenjak diberlakukan PPKM Darurat. Kepanikan tersebut berwujud dalam rasa keingintahuan masyarakat dalam mencari informasi tentang pelayanan kesehatan, ketersediaan tabung, sampai pembelian barang secara besar-besaran (panic buying).

Hal ini dibuktikan dari hasil riset Catatan Setengah Jalan PPKM Darurat yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada.

Baca Juga: Covid-19 Makin Menggila, PPKM Darurat Masih Lemah?

"Tren pencarian kata kunci pada bidang pelayanan kesehatan dari data Google Trends menunjukan peningkatan antusiasme masyarakat dalam mencari informasi terkait pelayanan kesehatan sejak pemberlakuan PPKM Darurat," ujar Rizki Ardinanta, Peneliti Poldev Fisipol UGM, Kamis (15/7/2021).

Rizki mengatakan, tengah terjadi kenaikan traffic kunjungan masyarakat pada website yankes.kemkes.go.id terjadi secara signifikan seiring dengan kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia. Website tersebut merupakan situs resmi pemerintah mengenai informasi okupansi tempat tidur rumah sakit secara nasional.

Terdapat peningkatan yang signifikan selama 8 hari pertama PPKM Darurat sebesar 37,68 persen. Hal ini sejalan dengan tren peningkatan kasus harian Covid-19 di Indonesia pada periode yang sama.

Namun menurut Rizki, sayangnya pemerintah nampaknya belum berhasil mengantisipasi hal tersebut sehingga terjadi penumpukan dan penolakan pasien di rumah sakit akibat dari kapasitas rumah sakit yang sudah tidak memadai untuk menampung pasien.

"Data tersebut juga terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu dan masih belum menunjukkan adanya tanda-tanda penurunan," ujarnya.

Selain itu, tren penggunaan kata kunci "Tabung Oksigen" meningkat tajam seiring dengan bertambahnya jumlah kasus pasien meninggal akibat Covid-19 yang per tanggal 11 Juli 2021 mencapai angka 14.085 jiwa.

Rizki menambahkan, dalam situasi tersebut kemudian penggunaan kata kunci "Panik" terjadi peningkatan di provinsi Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Banten. Di antara ketiga provinsi tersebut, peningkatan yang paling signifikan terjadi di Provinsi Jawa Timur sejak PPKM Darurat diberlakukan. Hal ini berkaitan langsung dengan ketersediaan tabung oksigen selama pandemi.

"Kondisi tersebut menggambarkan psikologi masyarakat yang mulai terdampak akibat pemberlakuan PPKM Darurat di Jawa-Bali, terutama di Provinsi Jawa Timur," ujarnya.

Pemberlakukan PPKM Darurat juga memicu kepanikan masyarakat yang berimbas pada perilaku panic buying. Hal ini terbukti dengan terjadi kenaikan pencarian kata kunci "Susu Beruang" di Google tentang viralnya pemberitaan efektivitasnya terhadap pengobatan Covid-19. Selain susu beruang, kata kunci "Ivermectin" juga sempat mengalami kenaikan dengan fungsi yang sama seperti susu beruang.

"Namun kemudian, terjadi penurunan seiring banyaknya pakar kesehatan yang muncul ke publik dan melarang pembelian Ivermectin tanpa resep dokter," jelasnya.

Penelitian ini terselenggara berkat kerja sama antara Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP) UGM dan Institute for Policy Development (Poldev) UGM.

Adapun dalam analisis catatan kebijakan ini menggunakan data Google Trends untuk menjelaskan perilaku masyarakat, Google Mobility untuk menjelaskan pergerakan atau mobilitas masyarakat, Machine Learning Similarweb untuk melihat kecenderungan masyarakat mencari informasi di website, dan data Twitter.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: