Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

KOL Stories x Bekti Sutikna: Niat Jadi Trader, Sudah Tahu Aturan Mainnya Belum?

KOL Stories x Bekti Sutikna: Niat Jadi Trader, Sudah Tahu Aturan Mainnya Belum? Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga

Apa investor pemula bisa menjadi seorang trader? Apa aja sih syarat untuk menjadi trader? Karena katanya untuk menjadi trader itu kita harus memiliki jam terbang tinggi?

Semuanya bisa menjadi trader. Tetapi yang paling penting harus diimbangi dengan membaca buku, harus menerapkan trading plan, kemudian juga harus punya money management. Menjadi trader itu berbeda dengan investor. Kalau investor, pertama kita akan melihat prospek suatu saham, dan setelah membelinya akan ditinggal begitu saja. Tetapi kalau seorang trader tidak bisa seperti itu, karena dia harus belajar menggunakan analisis technical maupun fundamental. Bagi teman-teman yang ingin mulai trading, siapkan dana kecil dan ukur resikonya, karena kita tidak bisa lihat hanya profitnya saja. Jadi persiapkan dulu akan resikonya, baru kita memikirkan profitnya. 

Bolehkan dijabarkan mengenai Growth Investor, Trend Following Trader, Swing Trader, Day Trader, dan Intraday Trader?

Perbedaan yang signifikan adalah waktu. Kalau Position Trader sendiri mirip seorang trader yang akan meng-hold saham dalam waktu yang cukup panjang. Swing Trader akan membeli saham dengan tujuan untuk menjual di harga tertentu dengan profit bisa dalam hitungan harian hingga bulanan. Untuk Day Trader, dia akan menyelesaikan pada hari itu juga, jadi trading hanya untuk satu hari. Bahkan yang paling spesifik adalah scalper, karena bisa dalam hitungan detik atau menit saja dengan memanfaatkan saham yang bergejolak. 

Apa saja kekurangan dan kelebihan menjadi seorang trader

Menurut saya, kelebihan dari scalper itu mengacu pada rentang cut loss yang kecil, sehingga ketika harga market sedang jatuh dia bisa langsung menjualnya. Resikonya akan lebih terukur. Namun dia harus selalu memantau monitor, dapat menguras emosi dan tenaga. Kemudian seorang Swing Trader memiliki batasan toleransi cut loss lebih panjang, tetapi tidak harus memantau layer monitor secara intensif. Untuk itu, semua metode atau style dalam trading memiliki plus dan minusnya. Dan yang terpenting, kita tidak perlu membanding-bandingkan atau meniru, tetapi cari yang cocok untuk diri kita sendiri. Karena masing-masing investor atau trader memiliki background yang berbeda. Makanya kita butuh strategi yang sesuai dengan diri kita.  

Bagaimana aturan main seorang trader? Apa saja kesalahan yang kerap kali dilakukan sehingga membuat orang gagal menjadi trader?

Setiap trader memiliki style-nya masing-masing, tetapi yang saya lakukan adalah menggunakan modal yang terukur dan membeli saham ketika sudah ada momentumnya. Saham jenis ini biasanya yang sedang ramai di pasaran, baru saya akan memutuskan melakukan jual-beli ketika profit. Jadi modal untuk scalping ini benar-benar sudah terukur, sehingga resikonya sudah dibatasi dan profitnya sudah diukur. 

Lalu, apa itu scalper? Bagimana cara menerapkan strategi invetasi ini?

Sebelum menjadi seorang scalper, saya sudah menyiapkan dana yang super dingin. Ibaratnya seperti ini, jika kita sedang berjalan-jalan di Mall membawa uang Rp100 ribu pasti akan was-was, karena dengan nominal seperti itu pastinya akan malu jika membawa uang pas. Tetapi lain ceritanya ketika kita membawa Rp10 juta di dompet, maka akan pede saja. Itu saya terapkan juga di saham. Jadi uang yang saya pakai untuk scalping tidak akan berpengaruh bagi saya, karena benar-benar dingin. Kedua, saya belajar dari masa lalu saya yang buruk di pasar modal, bahkan loss bermiliar-miliar juga pernah. Makanya saya berkata kepada teman-teman, jam terbang dan pengalaman itu tidak akan pernah bohong.

Jika baru satu tahun atau dua tahun di pasar modal, jangan mudah untuk menyerah. Ketiga, kunci seorang scalper adalah disiplin cut-loss. Terkadang seorang manusia tidak tega ketika lihat harga sedang turun tidak langsung di cut-loss, malah harganya semakin turun sehingga dia pun akan ‘kecantol’. Karena jika turun terlalu tajam, maka akan sulit untuk mengembalikannya. Kemudian, ketika profit jangan lupa diamankan, kemudian akan menggulungkan asetnya. Ini dapat memunculkan sifat buruk manusia, yaitu greedy atau serakah. Ini bahaya jika tidak dikendalikan, karena pasti akan selalu berpikir jika metode trading ini sudah bagus. Padahal fundamental diri sendiri juga penting.

Sebagai penutup, adakah yang ingin disampaikan kepada teman-teman semua?

Saya ingin menyampaikan bahwa kita harus investasi dan trading saham, kenapa? Karena investasi itu menurut saya merupakan instrumen untuk menyimpan uang kita di masa mendatang. Apalagi harga saham akan meningkat berkali-kali lipat dalam beberapa tahun kedepan. Kemudian, trading saham bisa jadi cara untuk mencari cuan, melipat gandakan aset. Yang paling penting adalah kita harus cari resepnya, harus disiplin, dan memiliki money management yang baik, sehingga bagaimana caranya Anda harus bisa melindungi aset milik Anda sendiri. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: