Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tanam Mangrove, Investasi Masa Depan di Pulau Natuna

“Kalau yang lokasi kedua, 45 hektare, jauh. (Jaraknya) 10 sampai 15 kilometer,” kata dia.

Selain kondisi cuaca, tantangan yang kerap dihadapi yaitu sampah di laut. Maspian menyebut, potongan kayu dan sampah yang terbawa arus kerap menumbangkan ribuan mangrove muda yang mereka tanam.

Kondisi semacam ini sudah terjadi empat kali. Dia dan tim harus membenahi kerusakan akibat kayu dan sampah tersebut.

"Mau nggak mau kita harus sulam kembali,” ucap dia.

Sulam merupakan istilah yang digunakan warga ketika menanam kembali bibit mangrove. Untuk mencegah kondisi serupa terulang, Maspian dan kelompoknya kemudian membuat pagar kayu sepanjang 1,5 kilometer. Pagar itu memiliki kerapatan 15 centimeter. 

Untuk membuat pagar ini, dia dan kelompoknya bergerak kolektif dan swadaya. Sebab, dana untuk pembuatan pagar belum turun. Sementara, kebutuhan pagar mendesak mengingat mendekati musim penghujan, umumnya ombak bergerak tinggi. Dia memastikan, kayu yang digunakan untuk membuat pagar diambil di luar kawasan hutan lindung.

“Kita fokuskan dulu sehingga tanamannya aman,x kata dia. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: