Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kekebalan Hibrida, Beri Perlindungan Lebih dari Ancaman Covid-19?

Kekebalan Hibrida, Beri Perlindungan Lebih dari Ancaman Covid-19? Kredit Foto: Republika
Warta Ekonomi, Jakarta -

Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa vaksin yang ditambah dengan kekebalan alami mengarah pada perlindungan yang sangat kuat, termasuk terhadap varian virus corona. Kekebalan yang dikenal dengan nama 'hibrida' ini adalah kekebalan alami dari infeksi yang dikombinasikan dengan kekebalan dari vaksin. Kondisi itu menghasilkan perlindungan yang lebih kuat bila dibandingkan hanya dengan infeksi atau vaksin saja.

Baca Juga: Ngeri! Ternyata Menyikat Gigi Setelah Sarapan Berbahaya

“Benar ada peningkatan kekebalan yang dramatis pada orang yang sebelumnya telah terinfeksi jika mereka mendapatkan setidaknya satu dosis vaksin,” kata seorang profesor imunologi di La Jolla Institute for Immunology di California, Shane Crotty dilansir NBC News, Rabu (15/9).

Asisten profesor mikrobiologi molekuler dan imunologi di Oregon Health and Science University, Fikadu Tafesse, setuju dengan pendapat itu. Penelitian Tafesse telah menemukan vaksinasi menghasilkan peningkatan tingkat antibodi penawar terhadap varian bentuk virus corona pada orang yang sebelumnya telah terinfeksi.

“Anda akan mendapatkan perlindungan yang lebih baik dengan juga mendapatkan vaksinasi dibandingkan dengan hanya infeksi,” ujar Tafesse.

Meskipun kasus Covid-19 sebelumnya memberikan beberapa tingkat kekebalan, tetapi jumlah perlindungan dapat bervariasi, sehingga membuat beberapa orang rentan terhadap infeksi ulang. Seorang profesor imunologi di University of Arizona, Deepta Bhattacharya mengatakan, satu vaksin untuk orang yang pulih dari Covid-19 membuat antibodinya meroket, termasuk yang menetralisir varian virus baru.

Baca Juga: Yakin Vaksinnya 90% Efektif, Kuba Minta Persetujuan WHO Melakukan Vaksinasi Covid-19 Terhadap Balita

Dalam sebuah penelitian yang diunggah di BioRxiv, para peneliti di Rockefeller University di New York City melihat bagaimana berbagai jenis kekebalan akan melindungi terhadap varian potensial. Untuk melakukannya, mereka merancang versi modifikasi dari protein lonjakan virus corona dengan 20 mutasi yang terjadi secara alami untuk menguji bagaimana antibodi akan bekerja melawannya.

Protein lonjakan yang dimodifikasi itu diuji di piring laboratorium terhadap antibodi dari orang yang telah pulih dari Covid-19, dari mereka yang telah divaksinasi, dan dari mereka yang memiliki kekebalan hibrida. Protein lonjakan mampu menghindari antibodi dari dua kelompok pertama, tetapi tidak antibodi dari orang-orang dengan kekebalan hibrida.

Studi lain, dari para peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), menemukan di antara mereka yang sebelumnya telah terinfeksi, vaksinasi mengurangi risiko infeksi ulang lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan kekebalan dari infeksi alami saja. Keuntungan imunologi dari kekebalan hibrida, menurut Crotty, sebagian berasal dari memori sel B, yaitu sel kekebalan yang menghasilkan antibodi yang melawan virus.

"Sel memori B pada dasarnya adalah pabrik antibodi," kata Crotty.

Jika virus melewati garis pertahanan pertama, yang merupakan antibodi yang bersirkulasi, memori sel B dapat “menyala” dan membuat lebih banyak antibodi. Sel-sel itu dilatih untuk menghasilkan antibodi terhadap ancaman tertentu, seperti virus corona, setelah mereka pertama kali terpapar ancaman tersebut.

Baca Juga: Moderna Inc: Mereka yang Divaksinasi Tahun Lalu Dua Kali Lebih Mungkin Tertular Covid-19

Namun, sel B memori tidak hanya membuat antibodi yang telah bekerja pada infeksi sebelumnya, sel-sel ini juga terus-menerus mengotak-atik formula, menghasilkan antibodi yang dapat menargetkan varian virus yang mungkin belum ada. Kekebalan yang diinduksi vaksin dan infeksi alami mengaktifkan kemampuan penghasil antibodi memori sel B.

Namun, penelitian telah menemukan tingkat memori sel B rata-rata lebih tinggi pada orang dengan kekebalan hibrida dibandingkan dengan infeksi alami atau vaksinasi saja. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada Juni di jurnal Science Antibodi, kekebalan hibrida juga dapat mengenali virus SARS asli yang beredar pada 2003.

Temuan itu membuat Crotty berharap bahwa vaksin terhadap semua virus corona adalah suatu kemungkinan di masa depan.

Baca Juga: Lebih Mengenal Soal RSV, Apakah Berbahaya?

“Anda benar-benar dapat memiliki vaksin yang dapat mengenali berbagai virus corona saat ini dan masa depan, yang bukan hanya angan-angan. Dukungan data yang benar-benar mungkin,” ujar Crotty.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: