Menyelami Seberapa Besar Kekuatan Militer Indonesia di Bawah Prabowo Subianto
Kekuatan tempur Indonesia terus berkurang setelah pensiunnya beberapa penjaga udara. Jet pencegat Northrop Grumman F-5E/F Tiger II, meninggalkan dua skuadron Lockheed Martin F-16 Fighting Falcons dan satu jet tempur Sukhoi Su-27/30 sebagai satu-satunya pesawat tempur garis depan.
Menhan Prabowo mengatakan, rencana memperbaiki peralatan tempur dibahas dengan dan masuk dalam Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Baca Juga: Dibongkar Anak Buahnya, Aksi Prabowo Subianto Bisa Buat China Ketar-Ketir!
“Banyak sistem pertahanan kita yang menua, jadi penggantiannya sangat mendesak. Ini sangat penting untuk merespon lingkungan strategis yang selalu berubah,” kata Prabowo, mantan jenderal yang memimpin pasukan khusus Angkatan Darat Indonesia, dilansir Indo-Pacific Defense Forum.
Dalam laporan Defense News, Indonesia awalnya memutuskan membeli Sukhoi Su-35 Flanker-E, untuk pertahanan udara.
Indonesia kemudian mengakuisisi 24 jet tempur F-16C/D Angkatan Udara AS dan Garda Nasional di bawah skema Excess Defense Articles Pentagon. Jet kemudian ditingkatkan dengan radar yang ditingkatkan dan avionik lainnya.
Kemhan juga menandatangani untuk menjadi mitra pengembangan dengan Korea Aerospace Industries untuk pesawat tempur KF-X Korea Selatan. Kementerian berjanji untuk membayar 20 persen dari biaya pengembangan dengan imbalan manfaat industri dan pesawat produksi.
Namun, sejak itu tertinggal dalam pembayaran ke Korea Selatan untuk bagian dari biaya pengembangan dan menghindar dari komitmen untuk lebih banyak F-16.
Lebih dari itu, Indonesia telah bermain-main dengan jenis pesawat tempur lain mulai dari Eurofighter Typhoon yang diturunkan oleh Austria, Dassault Rafale Prancis dan Boeing F-15EX Eagle.
Yang terakhir disebutkan oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo beberapa hari setelah jet pertama untuk Angkatan Udara AS melakukan penerbangan pertamanya.
Prasetyo seperti dikutip awak media mengatakan Angkatan Udara Indonesia memprioritaskan peningkatan kemampuan daripada hanya meningkatkan inventarisnya.
Meskipun ini mungkin terjadi, versi baru F-16 dan bahkan KF-X juga akan mewakili lompatan substansial dalam kemampuan tanpa akuisisi dan biaya operasi yang lebih tinggi dari pesawat yang lebih kompleks.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto