Armada Kapal Induk Amerika Merapat ke Laut China Selatan, Taiwan Kegirangan?
Baru-baru ini, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah memperingatkan perang dingin antara kedua negara, sambil mendesak AS dan China untuk memperbaiki hubungan mereka yang "benar-benar tidak berfungsi".
Ketegangan di kawasan itu berkobar setelah China memberi tahu undang-undang maritim baru yang menetapkan bahwa semua kapal asing memasuki laporan "wilayahnya" ke Beijing.
Baca Juga: Awas! Senjata Jarak Jauh Taiwan Bisa Bikin Militer China Rontok
Dalam seminggu, Angkatan Laut AS mengirim salah satu kapal induk kelas Nimitz ke perairan yang disengketakan, membuat marah China.
Sementara itu, Beijing melanjutkan ancaman invasinya ke Taiwan dengan menyebut situasi di Selat Taiwan sebagai "kompleks dan suram".
Dalam surat ucapan selamat yang dikirim kepada pemimpin baru terpilih dari partai oposisi utama Taiwan Kuomintang (KMT) Taiwan Eric Chu, Presiden China Xi Jinping mengatakan kedua pihak dapat bekerja sama dalam "mencari perdamaian di Selat Taiwan, mencari reunifikasi nasional dan mencari revitalisasi nasional."
Chu terpilih sebagai pemimpin KMT dalam pemilihan yang dibayangi oleh meningkatnya tekanan dari China. KMT selalu menganjurkan hubungan yang lebih dekat dengan Beijing, sehingga menyetujui permintaan Beijing untuk menganggap Taiwan sebagai bagian dari China.
Namun, Partai Progresif Demokratik menolak untuk mengakui hal ini. Chu juga kalah dalam pemilihan presiden 2016 dari Presiden Tsai Ing-wen saat ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto