Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Cyber Attack?

Apa Itu Cyber Attack? Kredit Foto: Pixabay

2. Gangguan dan balas dendam. Bad actors juga meluncurkan serangan khusus untuk menabur kekacauan, kebingungan, ketidakpuasan, frustrasi atau ketidakpercayaan. Mereka dapat mengambil tindakan tersebut sebagai cara untuk membalas dendam atas tindakan yang diambil terhadap mereka. Mereka memiliki tujuan untuk mempermalukan entitas yang diserang atau merusak reputasi organisasi di depan umum. Serangan ini sering ditujukan pada entitas pemerintah tetapi juga dapat menyerang entitas komersial atau organisasi nirlaba.

Penyerang sistem kenegaraan berada di balik beberapa jenis serangan ini. Lainnya, seseorang atau kelompok yang disebut hacktivists, mungkin meluncurkan jenis serangan ini sebagai bentuk protes terhadap entitas yang ditargetkan. Misalnya, kelompok aktivis internasional terdesentralisasi secara rahasia yang dikenal sebagai Anonymous adalah kelompok yang paling terkenal dari hacktivist.

3. Cyberwarfare. Pemerintah di seluruh dunia juga terlibat dalam serangan dunia maya. Ini dibuktikan dengan banyaknya pemerintahan yang mengakui atau dicurigai merancang dan melaksanakan serangan terhadap negara lain sebagai bagian dari perselisihan politik, ekonomi, dan sosial yang sedang berlangsung. Jenis serangan ini diklasifikasikan sebagai cyberwarfare.

Apa Saja Jenis Cyber Attack?

Cyber attack paling sering melibatkan hal-hal berikut ini, antara lain:

1. Malware, di mana perangkat lunak berbahaya digunakan untuk menyerang sistem informasi. Ransomware, spyware, dan Trojan adalah contoh malware. Tergantung pada jenis kode berbahaya, malware dapat digunakan oleh hacker untuk mencuri atau diam-diam menyalin data sensitif, memblokir akses ke file, mengganggu operasi sistem, atau membuat sistem tidak dapat beroperasi.

2. Phishing, di mana hacker merekayasa pesan email secara sosial untuk menarik penerima agar membukanya. Penerima ditipu untuk mengunduh malware yang ada di dalam email dengan membuka file terlampir atau tautan yang disematkan.

3. Man-in-the-middle, atau MitM, di mana penyerang secara diam-diam menyisipkan diri di antara dua pihak, seperti pengguna komputer individu dan lembaga keuangan mereka. Tergantung pada detail serangan yang sebenarnya, jenis serangan ini mungkin lebih spesifik diklasifikasikan sebagai serangan man-in-the-browser, serangan monster-in-the-middle atau serangan mesin-in-the-middle. Hal ini juga kadang-kadang disebut serangan eavesdropping.

4. DDoS, di mana hacker membombardir server organisasi dengan volume besar permintaan data simultan, sehingga membuat server tidak dapat menangani permintaan yang sah.

5. Injeksi SQL, di mana hacker memasukkan kode berbahaya ke server menggunakan bahasa pemrograman Structured Query Language agar server mengungkapkan data sensitif.

6. Eksploitasi zero-day, yang terjadi ketika kerentanan yang baru diidentifikasi dalam infrastruktur TI pertama kali dieksploitasi oleh hacker.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: